Selasa, 24 Juni 2014


PSIKOLOGI KEREKAYASAAN
MAKALAH INI DI BUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS
PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI



         
          DI SUSUN OLEH:      
v SHERANISA MUSTIKA
v RIDWAN PANJI LAKSONO       

         


JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
2014


KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ’’ Psikologi Kerekayasaan” tepat pada waktunya.

Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi. Dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada:

1.       Ibu Laila selaku dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi dan telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada kami sehingga terwujudnya makalah ini.

2.       Semua pihak yang tidak sempat kami sebutkan satu per satu yang turut membantu kelancaran dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.

Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.






Jakarta,  Maret 2014



Penyusun





DAFTAR ISI

Kata Pengantar                                                                                                   2
Daftar isi                                                                                                    3
       I.            Pembahasan

1.     System mesin-operator                                                                     4
2.     Rancangan Kendali                                                                           5
3.     Sampul Ruang Kerja                                                                         6
4.     Flexiplace: Titik Puncak dalam
Sampul Ruang Kerja Perorangan                                                                7
5.     Robot: Sistem Mesin-Operator jenis baru                                         8
6.     Penutup Mengenai Pendekatan Faktor Manusia
terhadap Rancangan Pekerjaan                                                                  8
7.     Perluasan Pekerjaan                                                                          9
8.     Penelitian Perluasan Pekerjaan                                                                   10
9.     Model Karakteristik Pekerjaan                                                                   10
10.                        Pendekatan Psikologis terhadap Rancangan
Pekerjaan                                                                                 10
11.                        Pendapat Penutup Mengenai Rancangan Pekerjaan                                   11
12.                        Kondisi Fisik                                                                                    11
                                                                                     
1)    Suhu di Tempat Kerja                                                             13
2)    Kebisingan di Tempat Kerja                                                    16
3)    Arsitektur dan Penampilan                                                      16
4)    Pembagian Tempat Kerja                                                        17
5)    Pengaturan Kantor                                                                 18
6)    Warna Dinding                                                                       18
7)    Catatan Penutup                                                                     22

Daftar Pustaka                                                                                                 23





Psikologi Rekayasa (engineering Psychology)

Para psikolog di bidang psikologi rekayasa juga memberi pengertian terhadap factor manusia pada rancangan tempat kerja, interaksi antara manusia dengan mesin, dan kelelahan fisik, mental dan stress. Salah satu contoh adalah kegiatan-kegiatan dalam bagian ini meliputi merancang cara yang optimal untuk menggambar sebuah peta, merancang kursi agar sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan manusia serta menemukan berbagai rencana kerja yang optimal, desain interior, arsitektur, keindahan, dan kenyamanan tempat kerja.
Psikologi rekayasa (engineering psychology) dikenal di Amerika, sementara di Eropa dikenal dengan sebutan ergonomic yang mengantisipasi pada pemahaman terhadap kecakapan sumber daya manusia dalam kaitannya dengan sistemmanusia dengan mesin, termasuk rancangan peralatan kerja dan permesinan (mekanik) untuk meningkatkan produktivitas dan keamanan para pegawai. Perangkat dan peralatan kerja, mesin-mesin di rancang bagi pengoperasian karyawan secara efisien dan efektif. Bagaimanapun juga manusia di batasi oleh bentuk-bentuk kekuatan, reaksi dan waktu, koordinasi, kepekaan alat indra dalam menangkap suara, warna, kelembaban udara yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Psikologi rekayasa mencoba untuk memodifikasi lingkungan kerja yang menguntungkan untuk keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat karyawan. Factor-faktor psikologi rekayasa, time in motion study, dan ergonomic adalah nama-nama lain dari bidang tersebut secara khusus.
1.     System mesin-operator
Istilah system mesin-operator berarti bahwa manusia dan mesin bekerja bersama untu menyelesaikan satu pekerjaan. Meskipun mereka bekerja bersama, mereka melaksanakan tugas yang berbeda. Seringkali manusia memegang kendali, dan mesin melakukan “kerjanya”. Mesin jahit yang biasa adalah system seperti ini. System mesin-operator yang lain memerlukan operator untuk memperhatikan berbagai macam bentuk tampilan dan melakukan penyesuaian berdasarkan apa yang dilihatnya. Contoh, mesin fotocopy mempunyai tampilan yang dapat dilihat yang menyatakan kepada operator bilamana mulai memasukkan, bilamana kertas harus ditambahkan, dan bilamana perawatan diperlukan. Tambahan lagi kualitas dari keluaran memberikan informasi mengenai peyesuaian lainnya, seperti penempatan bahan yang akan disalin dan perubahan yang bersifat kontras dari salinannya.
Sistem mesin-operator dasar yang digambarkan Gambar 8-1 mempunyai padanannya dalam bebagai pekerjaan industry. Karyawan mengoperasikan kendali dan membuat penyesuaian berdasarkan informasi yang diberikan oleh berbagai tampilan atau keluaran mesin (atau keduanya). Namun kedatangan jaman elektronika dan computer telah memberikan kepada organisasi: mesin yang jauh lebih rumit. Pekerjaan yang dilakukan oleh mesin-mesin yang modern tersebut terutama dalah pengorganisasian dan tampilan informasi. Operator manusia menggunakan informasi ini untuk terus menerus melakukan sejumlah keputusan yang merupakan bagian utama dari pekerjaan-nya.
Peralatan yang digunakan oleh pengendali lalu lintas udara di suatu daerah. Tetapi pengontrolan yang harus membuat keputusan mengenai pergerakan pesawat terbang berdasarkan informasi tadi. Semakin rumitnya mesin-mesin modern menyebabkan semakin besarnya tuntutan akan kemampuan persepsi dan kognitif dari operator manusia. Tuntutan-tuntutan ini juga menambah tekanan bagi psikolog factor manusia untuk membantu para perancang industry membuat mekanisme kendali dan tampilan yang kompatibel dengan kemampuan manusia.
2.     Rancangan Kendali
Kendali mesin adalah alat yang digunakan untuk mengaktifkan dan mengoperasikan mesin. Anda dapat menganggapnya sebagai penghubung antara manusia dan mesin dalam system mesin-operator. Contoh-contoh yang banyak dikenal termasuk kunci, pedal,tombol, switch dan lain sebagainya.
Banyak mesin seperti mesin tik, mempunyai kendali yang sederhana. Lainnya, seperti pesawat terbang atau mesin yang digunakan untuk merekam acara televisi, mempunyai banyak sekali kendali. Dalam merancang kendali tersebut, banyak keputusan yang harus diambil untuk menentukan rupa, bentuk dan letaknya relative terhadap kapasitas manusia, tujuan dan kendali.
Perbandingan lima kendali yang sederhana:
Komponen          Kecepatan Akurasi      Upaya yang diperlukan                  Kisaran Kerja
Putaran
Tangan


Buruk                  Baik                            Moderat                                      Moderat
Knob (continuous)
Kecil
Besar


 Buruk                  Baik                           Amat buruk                                   Moderat
Amat buruk       Moderat                       Buruk                                           Moderat           
Knob (clock stops)


 Baik                    Baik                             Amat buruk                              Amat buruk
Tombol tekan


Baik                   Amat buruk                  Amat buruk                             Amat buruk
      
Pedal


Baik                     Buruk                             Baik                                         Amat buruk

Lima kendali yang sederhana dan sering digunakan dibandingkan dengan empat kriteria operasi manusiawi ada dalam table di atas. Kriteria tersebutadalah kecepatan kendali yang dapat digunakan seorang operator untuk membuat penyesuaian yang diperlukan, ketepatan kendali yang dapat digunakan operator , usaha fisik yang diperlukan untuk menggunakan kendali dan range dari tanggapan yang dapat diterima oleh kendali.

Jika anda mempelajari tabel diatas anda akan melihat bahwa terdapat saling dukung antara kriteria yang berlaku bagi kendali. Contoh, pedal yang memungkinkan kecepatan yang tinggi, tetapi tidak tepat sekali, handwheel mempunyai karakteristik sebaliknya. Jika sebuah mesin mempunyai beberapa kendali, keadaan menjadi semakin rumit. Setiap kendali harus kompatibel dengan yang lain, dengan tujuannya sendiri dan dengan kemampuan operator.
Cara yang paling cepat dan efisien guna melaksanakan tugas tertentu. Usaha-usaha ini tidak selalu dihargai oleh karyawan yang terlibat, karena dapat membawa peningkatan standar produksi. Bila cara yang lebih efisien ditemukan, orang dapat melakukannya lebih cepat sehingga menejemen dapat mengharapkan produksi yang lebih tinggi dengan pembayaran yang sama.
Meskipun penelitian secara ilmiah tentang metode kerja mempunyai pengaruh yang selalu tidak dipandang positif, tetapi perlu diingat bahwa cara yang paling efisien melakukan pekerjaan adalah juga cara kerja yang paling kurang melelahkan. Jika sebuah organisasi dapat memperoleh manfaat dari metode kerja yang baru yang memungkinkan produksi lebih besar, demikian juga dengan karyawannya. Promorsi kerja yang efisien hanyalah salah satu tujuan dari mereka yang meneliti tentang metode kerja, dan tidak dapat dipisahkan dari tujuan yang lain-mengurangi kelelahan karyawan dan peningkatan keselamatan.
Mereka yang melakukan metode kerja menggunakan berbagai macam ukuran untuk menolongnya menentukan metode yang terbaik guna melaksanakan tugas tertentu. Diantaranya adalah jumlah pemakaian energy, detak jantung dan jenis usaha otot yang terlibat. Terdapat dua jenis usaha demikian. Satu adalah usaha dinamik, dimana secara bergantian otot berkontraksi dan rileks. Yang lain yaitu usaha statik, dimana terdapat keadaan otot yang berkontraksi agak lama.
Perbedaan psikologi antara usaha dinamik static berarti bahwa tugas yang memerlukan usaha dinamik mendekati keadaan alami, sedangkan tugas yang memerlukan usaha statik mengarah kepemakaian energy yang lebih tinggi dan peningkatan laju detak jantung. Hasilnya orang yang melakukan tugas ini memerlukan periode istirahat yang lebih lama dan lebih sering. Mereka juga mungkin sekali mengalami penurunan keadaan persendian, otot dan tendon.
Cara yang paling mudah diikuti dalam metode kerja fase dari rancangan pekerjaan adalah kurangi jumlah usaha statik  yang diperlukan untuk melaksanakan tugas sebanyak mungkin. Meskipun usaha statik dalam banyak pekerjaan dapat dikurangi atau di hilangkan, pekerjaan lain dengan usaha seperti itu tidaklah mudah diubah . satu cara untuk mengimbangi akibat negative dari tugas tersebut adalah memberikan periode istirahat yang lebih lama. Cara yang lain adalah memberikan sejumlah tugas alternative yang tidak memerlukan usaha ini dan membiarkannya berganti tugas.
3.     Sampul Ruang Kerja
Dari sudut pandang rancangan pekerjaan, bagian lingkungan kerja yang paling  diminati adalah bagian yang digunakan oleh seorang karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Ruang ini dinamakan sampul ruang kerja untuk memberikan gambaran ruang yang fisiknya tiga dimensi yang mengelilingi dan unik terhadap seorang karyawan. Sampul ruang kerja adalah ruang yang diberikan kepada dan ditempati oleh seorang karyawan dalam pelaksanaan tugas pekerjaannya yang utama.
Beberapa orang, seperti misalnya para sales representative yang bepergian, tidak mempunyai sampul ruang kerja. Lainnya seperti karyawan pemeliharaan lantai bawah, sampul ruang kerjanya adalah kantor, pribadi atau dipakai bersama atau ruang didaerah yang lebih besar. Diantara pertanyaan yang harus dijawab dalam perancangan ruang ini untuk prestasi kerja yang efektif adalah sebagai berikut:
Ø Berapa tinggi permukaan kerja seharusnya?
Ø Jenis kursi bagaimana paling baik bagi seseorang yang sebagian besar waktunya duduk?
Ø Dimana seharusnya alat bantu dan pasokan yang digunakan secara teratur, tetapi tidak terus-menerus disimpan?
Ø Dimana seharusnya peragaan diletakkan relatif terkendali, jika peralatan demikian digunakan?
Ø Seberapa kecilnya sampel ruang kerja tanpa menyebabkan orang yang menempatinya merasa dibatasi atau tertutup?

Anda dapat melihat bahwa solusi yang optimum untuk rancangan sampul ruang kerja adalah menyesuaikan setiap ruangan dengan orang yang menempatinya, tetapi tentu saja. Hal ini jarang sekali praktis. Sebagai komprominya, dua prinsip berikut merupakan pedoman umum:
1)    Bila mungkin, belilah elemen ruang kerja yang dapat diatur dan disesuaikan. Ini termasuk kursi, meja gambar dan rak penyimpan.
2)    Elemen yang tidak dapat diatur seharusnya dirancang bagi orang yang paling mengalami ketidaknyamanan dari beberapa alternative pengaturan . contoh, rak-rak yang tetap seharusnya ditempatkan sedemikian rupa sehingga orang yang pendek mudah mencapainya, sedang permukaan kerja yang tidak dapat diatur seharusnya pada ketinggian yang nyaman bagi orang yang lebih tinggi. Membungkuk dalam waktu yang cukup lama seringkali menyebabkan rasa sakit pada leher dan punggung; karyawan yang lebih pendek dapat diberi landasan yang dapat ditinggikan untuk berpijak selama bekerja dipermukaan yang demikian.
4.     Flexiplace: Titik Puncak dalam
         Sampul Ruang Kerja Perorangan
Meskipun kebanyakan organisasi tidak dapat melakukanpenyesuaian sampul ruang kerja terhadap karyawan perorangan, computer dan kemajuankomunikasi elektronika memungkinkan sedikit orang mempunyai kata akhir dalam rancangan perorangan rumahnya sendiri. Perluasan dari tempat kerja yang dapat diterima ini dinamakan sebagai flexiplace.
Bekerja dirumah bukanlah hal yang baru, tetapi melakukan tugas-tugas kantor dirumah secara rutin memang hal yang baru. Sekarang ini memungkinkan bagi sekretaris untuk membawa pekerjaan dikte, tugas pengetikan, dan pengiriman hasilnya langsug kembali ke kantor tanpa perlu meninggalkan rumah. Namun “telecommuting (pertukaran jarak jauh)” tidaklah hanya terbatas pada karyawan administratif. Mereka yang dewasa ini menikmati manfaat pkerjaan teratur tanpa kerugian harus pergi ke kantor setiap hari adalah pialang, wartawan, analis pasar dan pemrogram computer.
Karyawan yang bekerja dirumah mungkin mengalami tekanan rendah, karena ia dapat menentukan sendiri kecepatan kerjanya, dan ia tidak perlu mengalami keharusan pulang pergi kekantor. Karyawan yang cacat telah meningkatkan kesempatan kerjanya, sebagaimana juga perorangan yang harus dirumah untuk merawat anak, orang tua yang berumur, atau suami atau isteri yang sakit. Karyawan jarak jauh juga mempunyai pilihan berganti perusahaan demikian saja dengan plugging in (memasukkan)” ke system lain.
Meskipun bertumbuh, flexiplace tidak menjadi subjek penelitian, dan sebagian besar bukti-bukti yang kita miliki mengenai pengaruhnya bersal dari wawancara dengan pesertanya. Seperti yang diperkirakan  ada yang senang bekerja dirumah, tetapi ada juga yang tidak. Pertambahan yang tetap dalam penggunaan flexiplace berarti setiap masalah baru yang berkaitan, seperti aturan ukuran kesehatan dan keamanan mungkin memerlukan penyelesaian yang baru. Namun pengalaman di luar dengan sales representative yang telah lama bekerja dengan versi flexiplacenya sendiri, telah menunjukkan bahwa masalah tersebut bukanlah suatu hal yang tidak dapat diatasi.
5.     Robot: Sistem Mesin-Operator Jenis Baru
Kebanyakan orang berpikir bahwa robot industry sebagai sesuatu yang modern, produk lain dari abad ruang angkasa. Memang benar pengembangan dan penggunaan robot dalam segala skala mempunyai sejarah kurang dari setengah abad. Robot Swiss adalah salah satu hasil percobaa, banyak robot dewasa ini merupakan hasil produksi masal, dan mereka digunakan oleh industry. Banyak beberapa robot yang melaksanakan beberapa fungsi yang secara tradisionil dilakukan oleh sekertaris, mesin penjawad telepon yang biasa. Dan ada model yang lebih baru, mesin yang dapat berbicara. Bila diaktifkan mekanismenya, ia akan mengatakan berapa banyak panggilan telepon yang telah diterima dan menanyakan apa yang hendak dilakukan.
Departemen pemesanan katalog di Sears, Roebuck and Company menggunakan mesin untuk menelepon pelanggan dan memberitahukan bahwa pesanannya sudah siap. Teknologi ini telah memberikan perubahan yang besar sekali dalam rancangan pekerjaan bagian penjual melalui katalog, namun tidak semuanya dihargai oleh karyawan. Seseorang merasa kehilangan kesempatan berbicara dengan pelanggan secara pribadi; ia merasa bahwa computer telah menghilangkan kemanusiaan dalam kerjanya.
6.     Penutup mengenai  Pendekatan Faktor Manusia  terhadap Rancangan Pekerjaan
Inti dari pendekatan manusia terhadap rancangan pekerjaan adalah keharmonisan diantara kemampuan fisik, kognitif, dan pandangan manusia, alat-alat bantu dan mesin; dan lingkungan kerja. Tujuan mereka yang bekerja dibidang ini adalah menolong orang melakukan pekerjaan dengan aman, efektif dan efisien dengan meminimumkan ketegangan dan kelelahan kerja.
Pendekatan psikologi terhadap rancangan pekerjaan mempunyai karakteristik yang menganggap efektivitas dan efisiensi berkolerasi dengan kepuasan kerja yang sedang dilaksanakan. Banyak psikolog yakin bahwa kepuasan ini adalah kunci yang memungkinkan orang memenuhi kebutuhan akan aktualisasi diri sendiri (self actualization) atau pemenuhan diri sendiri (self fulfillment), dan pemenuhan kebutuhan tersebut sangat penting untuk motivasi kerja (salah satuhal yang menyebabkan beberapa orang  mengacu pada pendekatan psikologi terhadap rancangan pekerjaan sebagai pendekatan  dengan motivasi). Berbeda dengan pendekatan factor manusia, yang menekankan lingkungan, pendekatan ini menekankan orangnya.
Tiga dari teknik rancangan pekerjaan secara psikologi yang paling luas digunakan akan dipelajari disini. Metode ini biasanya diterapkan bila timbul masalah dalam organisasi yang menggunakan strategi rancangan pekerjaan yang berorientasi efisien tradisionil. Para psikolog melihat sejumlah masalah kerja yang mereka yakini dan menganjurkan pemeriksaan aspek rancangan pekerjaan secara psikologi. Masalah yang terlihat antara lain pemborosan waktu, keterlambatan kronis, pencurian oleh karyawan, kualitas kerja buruk, keluar masuknya karyawan, bolos dan pemborosan material.
7.     Perluasan pekerjaan
Keputusan dasar dalam rancangan pekerjaan adalah berupa banyaknya tugas yang harus dimasukkan dalam definisi sebuah pekerjaan. Pada ujung yang paling ekstrim dari kemungkinan-kemungkinan terletak (a) pelaksanaan tugas berkali-kali dan (b) pelaksanaan semua tugas yang membuat satu pekerjaan yang lengkap. Di beberapa restoran misalnya tugas melayani pelanggan dibagi antara pelayan, pelayan minuman anggur, pelayan yang mencatat pesanan, pelayan dapur yang mengantarkan makanan ke meja dan seorang lain yang membersihkan. Di restoran lain, satu orang melakukan semua fungsi tersebut.
Bukanlah suatu hal yang mengejutkan bahwa pembatasan jumlah tugas pkerjaan yang harus dilakukan satu orang berhasil dengan baik dan dipandang dari sudut efektivitas dan efisiensi. Spesialisasi memungkinkan setiap karyawan berkonsentrasi menghasilkan sesuatu yang sangat baik pada satu atau beberapa pekerjaan.
Kerugian-kerugian lain dari pekerjaan spesialisasi di pandang dari orang yang melakukannya adalah sebagai berikut:
n  Orang mempunyai sedikit kendali terhadap kecepatan kerja, hal ini dapat membuat kelelahan dan frustasi
n  Jarang sekali terdapat kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, karena kesempatan untuk mempelajari keahlian baru pada pekerjaan yang sangat terbatas
n  Terdapat sedikit sekali kesempatan untuk menunjukkan kreativitas atau inisiatif dalam pekerjaan yang demikian
n  Terdapat sedikit sekali kepuasan yang dapat diperoleh dalam pekerjaan yang demikian karena setiap karyawan hanya melaksanakan bagian yang kecil dari seluruh tugas.


Para psikolog berhipotesa bahwa spesialisasi tugas membuat frustasi orang akan kebutuhan variasi, tantangan dan perasaan memberikan kontribusi yang berarti terhadap tujuan kelompok. Sejauh hal ini benar, maka perluasan pekerjaan seharusnya menghilangkan permasalahan tersebut.
8.     Penelitian Peluasan Pekerjaan
Hasil-hasil dari penelitian awal terhadap pengaruh perluasan pekerjaan hampir selalu positif. Cerita sukses yang klasik dilaporkan oleh Killbridge (1960). Dalam studi tersebut perluasan pekerjaan dari perakitan pompa air dari satu tugas menjadi merakit, memeriksa dan menguji keseluruhan pompa menghasilkan penghematan yang cukup besar bagi perusahaan yang bersangkutan. Bila kepuasan pekerjaan, bukan prestasi kerja adalah kriterianya, hasilnya lebih memuaskan lagi.
9.     Model Karakteristik Pekerjaan
Literature tentang perkayaan pekerjaan yang mula-mula, terdiri dari banyak cerita kesuksesan (misalnya Ford, 1973; Paul, Robertson, & Herzberg, 1969), dan dengan cara yang parallel masalah-masalah praktis mulai timbul. Namun tidak seperti perluasan pekerjaan, perkayaan pekerjaan tetap menjadi bagian utama dalam I/O. Sampai sejauh ini, hal itu mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa perluasan adalah bagian dari perkayaan.
Meskipun sejumlah psikolog I/O telah terlibat dalam pengembangan teori perkayaan pekerjaan yang dilakukan oleh Hackman dan Oldham (1976) dan model karakteristik pekerjaan mereka. Para peneliti tadi mengidentifikasi lima karakteristik pekerjaan yang mempengaruhi sejauh mana orang melaporkan bahwa ia mengalami kepuasan kerja dan motivasi kerja internal-pengalaman tersebut berpusat ke pendekatan psikologi. Karakteristik tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1)    Variasi Keahlian. Pekerjaan yang memerlukan berbagai macam keahlian yang berbeda akan lebih berarti daripada yang hanya memerlukan satu atau sedikit keahlian.
2)    Identitas Tugas. Pekerjaan yang meliputi seluruh bagian dari kerja lebih berarti daripada pekerjaan yang hanya merupakan sebagian dari pekerjaan keseluruhan.
3)    Arti Tugas. Pekerjaan yang mempunyai arti yang dapat diidentifikasi lebih berarti daripada yang tidak.
4)    Umpan Balik Pekerjaan. Pekerjaan yang didalamnya terdapat kemungkinan umpan balik mengenai prestasi kerja karyawan lebih berarti daripada yang tidak.


Lima karakteristik pekerjaan tersebut (dinamakan dimensi pekerjaan inti) secara teoritis diperkirakan akan mempengaruhi perilaku dan sikap karyawan dengan menciptakan tiga keadaan psikologi kritis dalam pikiran pemegang.

10.                        Pendekatan Psikologis terhadap Rancangan Pekerjaan
Rancangan pekerjaan menurut model karakteristik pekerjaan atau pendekatan sosio-teknis atau pendekatan psikologik yang lain berdampak pada system organisasi (Oldham & Hackman, 1980). Jika anda memberikan satu kelompok karyawan keahlian yang baru dan lebih banyak tanggung jawab untuk mengambil keputusan, mendeteksi dan mengoreksi kesalahan, maka anda mengubah bagaimana pekerjaan tersebut dilakukan oleh pengawasnya. Pengubahan pekerjaan tersebut juga mempengaruhi aktivitas menejernya, dan seterusnya. Meskipun rancangan pekerjaan secara psikologis tidak sendiri dalam mempengaruhi system organisasi, isyu yang terlibat cenderung lebih filosofis, politis dan emosional daripada isyu yang terkait dalam pendekatan factor manusia terhadap rancangan pekerjaan. Kebanyakan orang lebih mirip secara fisik daripada psikologis.
11.                        Pendapat Penutup Mengenai Rancangan Pekerjaan
Dua pandangan yang sangat bebeda mengenai rancangan pekerjaan telah didiskusikan. Meskipun seharusnya saling melengkapi satu terhadap yang lain dalam teori, tetapi jarang sekali system-sistem itu dapat diterapkan dengan terpadu. Bila dipikirkan perencanaan yang penuh kesadaran diberikan terhadap rancangan pekerjaan (perlu diperhatikan bahwa tidak selalu demikian), maka seringkali diberikan kepada aspek factor manusia.
12.                        Kondisi Fisik
Keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik dan memberikan sumbangan yang penting kepada organisasinya, membawa banyak orang untuk mendorong dirinya sendiri melebihi batas-batas kemampuan yang normal sampai akhirnya mencapai keadaan yang dinamakan “keletihan kerja”. Para ahli psikolog dan yang lainnya yang menaruh perhatian terhdap permasalahan tersebut telah melakukan penyelidikan terhadap berbagai macam strategi untuk mengatasi keletihan kerja.
Para ahli psikologi industry/organisasi telah meneliti lingkungan kerja fisik sejak awal dibidang ini. Meskipun seringkali dilupakan, eksperimen Hawthorne yang terkenal itu asal mulanya dirancang untuk menyelidiki pengaruh perubahan-perubahan yang dilakukan pada berbagai aspek lingkungan terhadap prestasi kerja karyawan.
Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik sehingga dicapai suatu hasil yang optimal bila ditunjang oleh lingkungan fisik yang baik dimana harus meliputi segala hal yang bersangkutan dengan kelima indera manusia, yaitu :

· Penglihatan
· Pendengaran
· Rasa panas/dingin
· Penciuman
· Keindahan

Unsur Penglihatan

Untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang memerlukan ketelitian dibutuhkan system pencahayaan yang baik. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kemampuan mata manusia untuk dapat melihat obyek dengan jelas adalah besar kecilnya obyek, derajat kontras obyek dengan sekelilingnya, luminesensi (brightness) dan lamanya melihat. Aspek pencahayaan lain yang harus diperhatikan adalah letak dari sumber cahaya. Penempatan sumber cahaya yang salah dapat mengakibatkan mata menjadi silau, maka sebaiknya mata tidak langsung menerima cahaya langsung dari sumbernya melainkan cahaya tersebut harus mengenai obyek yang akan dikerjakan yang selanjutnya dipantulkan oleh obyek tersebut ke mata. Sudut penglihatan horisontal, normal dan diagonal yang dilakukan selama bekerja sering berpengaruh terhadap kesehatan mata dan syaraf penglihatan. Begitu pula dengan perbedaan penglihatan pada warnawarna yang kontras akan menyebabkan mata menjadi sakit. Rekomendasi untuk menjaga kesehatan mata bagi orang yang bekerja di dalam ruang adalah sebagai
berikut :
1.     Perbandingan cahaya kontras pada bagian pusat dengan daerah sekeliling penglihatan adalah 1 : 3
2.     Perbandingan obyek penyinaran dengan bagian luar, maksimal 1 : 10
3.     Di tempat tempat kerja, permukaan terang diusahakan pada bagian tengah dan yang lebih gelap pada bagian luar.
4.     Refleksi cahaya yang bisa ditolerir adalah sebagai berikut :
a. Langitlangit
: 80 – 90%
b. Permukaan dinding
: 40 – 60%
c. Perabot (meubel)
: 25 – 45%
d. Permukaan lantai
: 20 – 40%
Unsur Pendengaran

Selaput gendang akan mengalami kerusakan akibat kebisingan suaradengan intensitas melebihi 85 dB. Efek lain yang dapat terjadi dari gangguan suara adalah naiknya tekanan darah, percepatan detak jantung, pengerutan pembuluh darah kulit dan bertambahnya ketegangan syaraf. Klasifikasi kebisingan yang bias ditolerir adalah sebagai berikut(3) :
1. 30 – 40 dB : sangat sunyi
2. 50 – 60 dB : agak sepi / mulai bising
3. 60 – 70 dB : bising
4. 70 dB : sangat bising

Dari penelitian diketahui bahwa penggunaan musik yang dikaitkan dengan irama kerja mampu meningkatkan produktivitas. Selain itu musik dianggap mampu menjembatani kerja otak kiri dan kanan serta membangkitkan daya imajinasi dan emosional manusia. Stress disebabkan karena organ otak sebelah kiri bekerja terlalu berat bila dibanding dengan otak sebelah kanan. Akibatnya orang akan menjadi gelisah, cemas, takut dan jantung berdetak keras. Ketidakseimbangan tersebut harus dinormalkan kembali dan salah satu cara yang paling efektif adalah dengan mempergunakan musik.

Unsur Rasa

Untuk menyelenggarakan aktivitasnya agar terlaksana secara baik, manusia memerlukan kondisi fisik tertentu di sekitarnya yang dianggap nyaman. Salah satu persyaratan yang tidak kalah pentingnya adalah persyaratan akan kondisi udara di dalam ruang dimana ia berada yang tidak mengganggu tubuhnya. Suhu ruang yang terlalu rendah akan mengakibatkan efek dingin, dimana pekerja akan kedinginan atau menggigil sehingga kemampuan kerjanya menurun. Sementara suhu ruang yang tinggi akan mengakibatkan efek panas yang dapat mengakibatkan tubuh berkeringat dan tentu mengganggu kemampuan bekerja. Produktivitas cenderung menurun atau tidak maksimum pada kondisi udara yang tidak nyaman. Dari uraian tersebut jelas bahwa di luar beberapa persyaratan lain yang diperlukan, persyaratan akan suhu ruang yang nyaman sangat diperlukan bagi tubuh manusia dalam rangka menyelenggarakan aktifitasnya agar berjalan dengan baik. Untuk mencapai kenyamanan fisik maka keadaan udara direkomendasikan sebagai berikut:

berdasarkan suhu kulit optimal sebesar
33,5 oC:
Suhu udara : 20 s.d. 23oC
Kelembaban udara : 50 – 60%
Kecepatan angin : 0,02 – 0,04 m/det


1.     Suhu ditempat Kerja
Para ahli psikologi yang meneliti pengaruh suhu terhadap perilaku kerja mencoba mendapatkan batas-batas saat sebagian besar orang masih dapat melakukan pekerjaan dengan nyaman dan efektif. Kelembaban, arus udara, dengan jumlah ukuran dan suhu dari objek dan bahan yang ada ditempat kerja semuanya mempengaruhi reaksi orang terhadap suhu udara. Pakaian dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan juga mempengaruhi reaksi tersebut. Akhirnya perbedaan fisiologis masing-masing orang dapat mempunyai pengaruh besar terhadap persepsi kenyamanan. Beberapa orang tidak merasa dingin sampai suhu mencapai sekitar 40 derajat-50 derajat Fahrenhait. Lainnya segera menggigil begitu suhu turun dibawah 65 derajat Fahrenhait.
Para ahli riset yang meneliti berbagai cara untuk mengukur suhu efektif melakukan penelitian dasar. Dalam bidang ini kebanyakan ahli psikologi lebih tertarik pada riset terapan, khusunya dalam hubungan antara suhu efektif dan unjuk kerja. Mereka menemukan bahwa hawa yang sangat panas dan sangat dingin mengarah pada perubahan-perubahan fisiologis yang dapat mempunyai pengaruh yang dramatic pada unjuk kerja. Namun pengaruh sebenarnya sangat bervariasi.
Suhu udara
1.     Temperatur dan kelembaban ruangan
Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur yang berbeda-beda. Adapun beberapa temperatur disetiap anggota tubuh manusia dalam keadaan normal dalah sebagai berikut :
¨     Mulut  = 37 C
¨     Dada (kulit)  = 34.4 – 35 C
¨     Garis pinggang (kulit)  = 35 – 36 C
¨     Rectum (rambut)  = 37.5 C
¨     Betis (kulit)  = 36.5 – 38.3 C
¨     Kaki  = 36.5 – 38.3 C

Tubuh manusia akan selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sangat sempurna sehingga dapat menyesuaikan temperatur tubuh sesuai dengan perubahan-perubahan temperatur yang ada diluar tubuh. Akan tetapi kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri ada batasnya.

Temperatur dan kelembaban akan mempengaruhi sistem kerja yang ada, baik terhadap pekerja itu sendiri dan juga terhadap peralatan atau mesin yang digunakan oleh pekerja itu. Sehingga ukuran ideal untuk tiap sistem kerja akan berbeda-beda tergantung pada manusia yang menjalaninya dan peralatan yang digunakan atau dioperasikan. Misalnya saja temperatur dan kelembaban yang digunakan untuk laboratorium Sistem Produksi dengan laboratorium Komputer akan berbeda karena sifat dari peralatan yang berbeda pula.

Namun secara umum menurut Tichaver tempertur yang akan berpengaruh terhadap kerja menusia sehingga mampu bekerja secara optimal dan pada akhirnya menimbulkan produktifitas yang tinggi adalah pada tingkat 24 C sampai 27 C. Sedangkan menurut DR. Suma’mur bahwa suhu nikmatkerja bagi orang Indonesia berkisar antara 24 C sampai 26 C. Namun bukan berarti manusia tidak bisa bekerja sama sekali pada suhu diluar itu, karena tubuh manusia dapat mempertahankan keadaan normal terhadap perubahan yang terjadi diluar tubuh jika temperatur tersebut tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin. Produksi panas dalam tubuh manusia tergantung pada kegiatan fisik tubuh, makanan, pengaruh berbagai bahan kimia, dan gangguan pada sistem pengaturan panas tubuh. Tubuh manusia dapat menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk melakukan proses konveksi, radiasi, konduksi dan penguapan (evaporasi) jika terjadi kekurangan atau kelebihan panas.

Selain temperatur juga yang perlu diperhatikan adalah kelembaban, yaitu banyaknya kadar air yang terkandungt dalam udara dan biasanya dinyatakan dalam prosentase. Kelembaban ini sangat berhubungan dengan temperatur udara, kecepatan gerak udara dan radiasi panas yang sama-sama mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepas panas dari tubuhnya. Bilamana temperatur udara sangat panas dan kelembaban udara sangat tinggi, hal ini akan menyebabkan pengurangan panas dari tubuh kita secara besar-besaran karena sistem evaporasi dan pengaruh lainnya adalah akan mempercepat denyut jantung karena keperluan akan oksigen menjadi meningkat.

Oleh karena itu disini para praktikan harus jeli melihat fungsi ruangan dan ketahanan tubuh manusia terhadap tempertur dan kelembaban udara agar pekerja tidak perlu bekerja keras melekukan penyesuaian terhadap lingkungan atau peralatan yang digunakan.

Temperatur ruangan dan kelembaban dapat mempengaruhi kenyamanan pekerja dalam menjalankan tugasnya. Suhu yang tinggi akan diiringi oleh peningkatan kadar kelembaban sehingga pekerja cept merasa lelah. Temperatur yang sesuai untuk pekerja adalah antara 20 - 25 C, sedangkan kadar kelembaban yang memberikan kenyamanan  bagi para pera pekerja adalah antara 45% - 75%.

Temperatur dan Unjuk Kerja Tugas Kognitif
                             Suhu di Tempat kerja                                                 
Sejumlah besar penelitian yang dilakukan baik dilapangan maupun laboraturium menunjukkan bahwa dua factor yang paling besar pengaruhnya terhadap pengaruh suhu ekstrim ditempat kerja adalah sifat kerja yang dilakukan dan lamanya karyawan mengalami suhu ekstrim tersebut. Kebanyakan penelitian tentang kerja mental atau kognitif menunjukkan, bahwa subyek yang melaksanakan pekerjaan demikian dibawah pengaruh suhu tinggi yang berkepanjangan membuat lebih banyak kesalahan daripada subyek yang bekerja dibawah suhu yang lebih rendah (misalnya Fine & Korbick, 1978).
Pekerjaan manual yang berat umumnya dilaksanakan lebih baik pada suhu udara yang sedikit lebih sejuk. Rekomendasi spesifik untuk berbagai tugas kerja ditawarkan The American Society of Heating, Refrigerating, and Air Conditioning Engieneers (ASHARE) dalam bukunya funda mentals handbook (ASHARE, 1985). Rekomendasi ASHARE di dasarkan pada pengandaian bahwa suhu tempat kerja dapat dikendalikan, tetapi tentu saja hal ini tidak selalu demikian. Banyak orang yang bekerja di luar ruangan. Jika terjadi suhu yang ekstrim, baik kesehatan maupun prestasi kerja karyawan dapat mengalami gangguan yang hebat, kecuali pengaruh fisiologikal yang mungkin terjadi dapat digantikan rotasi pekerjaan atau waktu istirahat.


          2. Kebisingan Di Tempat Kerja     
Suara diciptakan oleh getaran yang menyebabkan gelombang berjalan keluar dari sumber getaran. Para ilmuan mengukur kelombang ini dalam ukuran frekwensi dan intensitas, yang kemudian diartikan sebagai nada (pitch) dan kenyaringan (loudness) oleh pendengarnya.
Kebisingan tempat kerja, seperti yang di temukan dipabrik dan kantor, dating dari perkakas, mesin-mesin, dan orang-orang yang melaksanakan kerjaan. Kebisingan yang demikian sudah menjadi bagian dari kerja disebagian besar organisasi, dan mengurangi kebisingan tersebut sudah lama menjadi prioritas para insiyur teknik indrustri dan psikologi I/O yang berminat dalam bidang ini.
Selaput gendang akan mengalami kerusakan akibat kebisingan suara dengan intensitas melebihi 85 dB. Efek lain yang dapat terjadi dari gangguan suara adalah naiknya tekanan darah, percepatan detak jantung, pengerutan pembuluh darah kulit dan bertambahnya ketegangan syaraf. Klasifikasi kebisingan yang bias ditolerir adalah sebagai berikut(3) :
1. 30 – 40 dB : sangat sunyi
2. 50 – 60 dB : agak sepi / mulai bising
3. 60 – 70 dB : bising
4. 70 dB : sangat bising

Dari penelitian diketahui bahwa penggunaan musik yang dikaitkan dengan irama kerja mampu meningkatkan produktivitas. Selain itu musik dianggap mampu menjembatani kerja otak kiri dan kanan serta membangkitkan daya imajinasi dan emosional manusia. Stress disebabkan karena organ otak sebelah kiri bekerja terlalu berat bila dibanding dengan otak sebelah kanan. Akibatnya orang akan menjadi gelisah, cemas, takut dan jantung berdetak keras. Ketidakseimbangan tersebut harus dinormalkan kembali dan salah satu cara yang paling efektif adalah dengan mempergunakan musik.


          3.Arsitektur Dan Penampilan
Rasa tertarik para psikolog I/O terhadap hubungan antara perilaku karyawan dan sikapnya dengan berbagai macam ciri dari tata letak dan penampilan fisik lingkungan kerja adalah suatu hal yang relative baru. Meskipun penyelidikan demikian belum membentuk bagian yang cukup besar dari literatur yang berkaitan, tetapi mereka tampil dengan frekwensi yang besar. Beberapa penilaian yang di lakukan dalam bidan ini di ringkaskan disini. Diskusi yang lebih rinci dapat ditemukan dalam review oleh Davis (1984).
Pertanyaan Penelitian : apa hubungan antara lamanya mengalami yang tinggi dan kehilangan pendengaran?
Jenis Penelitian : pengamatan lapangan
Subyek : enam puluh tiga operator alat berat.
Variable :
n  Lamanya mengalami kebisingan. Definisi operasi : Jumlah tahun dalam pekerjaan tersebut. Intensitas kebisingan. Definisi operasi : tingkat frekwensi  dari kebisingan peralatan.
n  Kehilangan pendengaran karyawan. Definisi operasi : harga rata-rata kehilangan pendengaran dalam decibel diatas hilangnya pendengaran normal yang disebabkan usia.

Tata Cara Umum : kehilangan pendengaran rata-rata dari karyawan diukur dan dianalisis dengan lamanya waktu dipekerjaan dan tingkat kebisingan peralatan yang digunakan.
Hasil : hubungan antara tingkat kebisingan mesin dan harga rata-rata kehilangan pendengaran rata-rata untuk tiga pekerja diperlihatkan dalam gambar dibawah ini


          4.Pembagian tempat kerja

Aspek kedua dari ciri arsitektur lingkungan kerja yang telah di selidiki adalah cara bagaimana ruangan dibagi menjadi tempat kerja. Salah satu pilihan dari kemungkinan-kemungkinan yang ada adalah tiap karyawan satu tempat, pilihan lain adalah kantor yang terbuka. Dalam tiga penelitian oleh Sundstrom, Burt dan Kamp (1980) ada kesimpulan bahwa semua subyek penelitian tidak tergantung pada jenis pekerjaanya, menyukai kantor tertutup yang tersendiri. Para penyelidik mendapatkan bahwa ruangan perorangan yang secara fisik dan psikologis tersendiri.

Anda ingat bahwa kesimpulan berdasarkan analisi korelasi harus dilakukan dengan hati-hati. Penemuan oleh Sundstrom dan koleganya tidak berdiri sendiri. Penelitian terus menemukan hubungan yang positive antara adanya sekat kantor dan rasa tersendiri (privasi) dan kepuasan dengan keadaan kantor (misalnya Oldham, 1988) karyawan yang bekerja dalam ruangan yang mempunyai sekat kemungkinan besar menggunakan masa istirahat (coffee break) dikantor dan berinteraksi satu dengan yang lain.

          5. Pengaturan Kantor

Cara bagaimana ruang pribadi diatur biasanya diserahkan kepada orang yang akan menempatinya. Para ahli psikologi memiliki banyak bukti bahwa keputusan mengenai hal ini memperlihatkan kepada orang lain mengenai orang yang menempatinya. Dalam satu penelitian mengenai reaksi mahasiswa terhadap kantor fakultas, misalnya kesan persahabatan ditemukan berkaitan secara konsisten dengan pengaturan meja terbuka (yaitu tidak ditempatkan berdempetan dengan dinding) (Morrow McElroy, 1981).

          6. Warna dinding
Para psikolog telah lama memiliki minat mengenai pengaruh warna terhadap perilaku manusia. Implikasi antar warna, perasaan dan prilaku manusia banyak dipraktekkan dalam berbagai aplikasi. Tempat kerja yang memiliki resiko tinggi mendapat warna cat kuning dan kafetaria di cat hijau. Tempat kerja yang modern sebaliknya, menggunakan sedikit atau tanpa warna didinding. Putih, putih pudar Tu kuning muda adalah warna yang biasa digunakan, karena tidak mungkin mengganggu siapa saja dan mudah mengecat kembali atau mengadakan sedikit perubahan. Terkecuali dari hal ini adalah penggunaan sandi warna (colorur coding), yaitu penggunaan warna dinding untuk membedakan daerah kerja fungsionil, departemen, atau pengelompokkan karyawan.

Sandi warna telah muncul untuk berbagai keadaan tahun-tahun terakhir ini. Pengarang telah mencatat penggunaannya dalam kantor kelompok dokter, perusahaan pelayanan kredit, beberapa pusat perawatan harian satu perusahaan asuransi dan sejumlah gedung universitas. Dalam satu sekolah bisnis misalnya merah, kuning, biru dan putih membedakan daerah gedung yang digunakan oleh staff dan fakultas akutansi, ekonomi, keuangan dan menejemen.

Pokok pikiran penggunaan sandi warna untuk gedung ada dua hal. Pertama mungkin membantu identifikasi kelompok di antara karyawan. Kedua, mungkin memudahkan pelanggan, klien, karyawan,atau pengunjung yang menemukan jalan dalam tempat kerja tersebut.

Selain bentuk, warna merupakan salah satu elemen penting dalam desain. Sebab sadar atau tidak, setiap warna akan memberikan efek tersendiri bagi suatu desain dan juga yang melihat. Setiap warna, bahkan hitam putih sekali pun mengandung arti dan makna tersendiri yang dapat menyampaikan suatu pesan tertentu. Oleh karena itu, pengetahuan akan psikologi warna akan menjadi nilai plus bagi seorang desainer.
Makna-makna dibalik warna berikut ini, diringkas dari creativebloq.com.
    • Warna Merah
      Arti makna warna merah; mengimplikasikan passion, energi, bahaya, agresi, kehangatan dan panas. Penelitian menunjukkan bahwa warna merah bisa menstimulasi nafsu makan, karena itulah banyak restoran atau produk makanan yang menggunakan warna merah untuk logo mereka. Warna merah anak membuat logomu terlihat lebih dinamis.
    • Warna Oranye
      Arti makna warna oranye; sering dianggap sebagai warna dari inovasi dan pemikiran modern. Warna ini juga mengandung arti muda, fun, serta keterjangkauan.
    • Warna Kuning
      Arti makna warna kuning; merupakan warna yang cerah, hangat dan bersahabat. Selain merah, warna ini juga merupakan salah satu warna yang dapat menstimulasi nafsu makan. Tetapi, kamu harus berhati-hati dalam pemakaiannya karena warna ini juga mengandung konotasi negated seperti warna yang menandakan rasa pengecut dan juga digunakan dalam rambu-rambu peringatan.
    • Warna Hijau
      Arti makna warna hijau; biasanya digunakan ketika ingin menonjolkan sifat natural dan beradab dari suatu perusahaan. Warna ini juga memiliki arti lain seperti pertumbuhan dan kesegaran, karenanya warna ini popular digunakan oleh produk-produk organik, makanan vegetarian dan produk finansial.
    • Warna Biru
      Arti makna warna biru; adalah warna yang paling sering digunakan untuk logo perusahaan. Warna ini menyiratkan profesionalisme, pemikiran yang serius, integritas, ketulusan dan ketenangan. Biru juga diasosiasikan dengan otoritas dan kesuksesan. Karena itulah warna ini populer digunakan oleh institusi financial dan badan pemerintah.
    • Warna Ungu
      Arti makna warna ungu; mengesankan kemewahan dan royalty. Warna ini sejak lama diasosiasikan dengan gereja, mengimplikasikan kebijaksanaan dan martabat. Sepanjang sejarah yang ada, warna ini telah menjadi warna dari harta dan kekayaan.
    • Warna Hitam
      Arti makna warna hitam; memiliki makna ganda yang saling bertolak belakang. Di satu sisi, ia menyiratkan kekuatan dan kecanggihan, tapi disisi lain ia diasosiasikan dengan kejahatan dan kematian.
    • Warna Putih
      Arti makna warna putih; secara general dihubungkan dengan kemurnian, kebersihan, kesederhanaan dan kenaifan. Pada prakteknya, logo berwarna putih akan selalu membutuhkan bidang berwarna agar terlihat pada background putih. Oleh karena itu, perusahaan biasanya akan membuat versi berwarna dari logo putih mereka agar dapat digunakan pada background berwarna putih.
    • Warna Coklat
      Arti makna warna coklat; memiliki makna maskulin dan seringkali digunakan untuk produk-produk yang berhubungan dengan alam terbuka dan aktivitas outdoors.
·         Warna Merah Muda (Pink)
Arti makna warna merah muda (pink); dapat menjadi warna yang menyenangkan dan menggoda, akan tetapi kesan feminin dari warna ini membuatnya sering dihindari produk-produk yang tidak ditargetkan khusus untuk wanita.
Penting bagi seorang desainer grafis untuk mengetahui psikologi warna agar logo yang dihasilkan lebih efektif dari segi tampilan dan efek yang ditimbulkan
Psikologi Warna
Ahli fisiologi dan psikologi menjelaskan ada empat warna primer : merah, hijau, kuning dan biru. Walaupun tidak diketahui secara pasti mengapa orang-orang menyukai warna dan kombinasi warna tertentu. Tetapi yang jelas, setiap warna mempunyai karektor atau sifat ayng berbeza-beza. Bahkan sejak dahulu warna diketahui mempunyai pengaruh terhadap manusia, namun baru belakangan ini  penggunaannya telah dimanfaatkan secara meluas dalam dunia otomotif, busana, permainan dan sebagainya.

MERAH
Merah:
Warna ini melambangkan keadaan psikologi yang mengurangkan tenaga, mendorong makin cepatnya denyut nadi, menaikkan tekanan darah dan mempercepat pernafasan. Warna ini mempunyai pengaruh produktiviti,perjuangan,persaingan,keberahian.

1.Merah Terang :
Warna ini melambangkan kekuatan kemahuan atau cita-cita. Sifatnya : Agresif, Aktif, Eksentrik. Pengaruhnya : Berkemahuan keras, penuh gairah, dominasi, jantan.

2.Merah Jambu :
Warna ini melambangkan romantisme, feminim. Warna ini mempunyai sifat menuntut dalam kepasrahan,menggemaskan,jenaka.

BIRU
Warna ini melambangkan ketenangan yang sempurna. Mempunyai kesan menenangkan pada tekanan darah, denyut nadi, dan tarikan nafas. Sementara semua menurun, mekanisme pertahanan tubuh membangun organisme.

1.Biru Tua :
Warna ini melambangkan perasaan yang mendalam. Sifatnya : Konsentrasi, kooperatif, cerdas, perasa, integratif. Pengaruhnya : Tenang, Bijaksana, Tidak Mudah Tersinggung, Ramai kawan.

2.Biru Muda :
Warna ini melambangkan keanjalan dari cita-cita. Sifatnya : Bertahan, Protektif, Tidak Berubah fikiran. Pengaruhnya : Keras Kepala, Teguh, Sering Bangga Diri, Berpendirian tetap.

KUNING
Warna ini melambangkan kegembiraan. Warna ini mempunyai sifat : Leluasa dan santai, senang menunda-nunda masalah. Berubah-ubah tapi penuh harapan, mempunyai cita-cita setinggi langit dan semangatnya juga tinggi.

1.Kuning Terang :
Warna ini melambangkan sifat spontan yang eksentrik. Sifatnya : Toleran, Investigatif, Menonjol. Pengaruhnya : Berubah-ubah sikap, berpengharapan, dermawan, tidak percaya.

HIIJAU
Warna ini melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan dan kekerasan hati. Mempunyai kepribadian yang keras dan berkuasa. Warna ini mempunyai sifat : meningkatkan rasa bangga, perasaan lebih superior dari yang lain. Orang yang menyukai warna ini umumnya senang dipuji, senang menasihati orang lain.

ABU-ABU & HITAM
1.ABU-ABU :
Warna ini tidak menunjukkan erti yang jelas. Tidak terang dan sama sekali bebas dari kecenderungan psikologi. Warna ini cenderung neutral.

2.HITAM :
Warna ini melambangkan kehidupan yang terhenti dan kerananya memberi kesan kehampaan, kematian, kegelapan, kebinasaan, kerosakkan dan kepunahan.

COKLAT & UNGU
1.COKLAT :
Warna ini seringkali menunjukan ciri-ciri : suka merebut, tidak suka memberi hati, kurang toleran, pesimis terhadap kesejahteraan dan kebahagian masa depan.

2.UNGU :
Warna ini adalah campuran warna merah dan biru yang melambangkan sifat Gempuran Keras yang dilambangkan oleh warna biru. Perpaduan antara keintiman dan erotis atau menjurus pengertian yang mendalam dan peka. Sifatnya sedikit kurang teliti tetapi selalu penuh harapan.


          7. Catatan Penutup

Review kita mengenai penelitian tentang hubungan antara berbagai ciri arsitektur dari lingkungan kerja dan perilaku kerja agak singkat, tetapi kami berharap dapat menarik perhatian anda. Ini merupakan bidang penelitian yang relative baru, dan terus berkembang. Dalam salah satu penelitian baru-baru ini mengenai variable-variabel ini, Oldham & Fried (1987) menemukan bahwa kombinasi kepadatan sosial, gelapnya ruangan (fungsi dari warna dinding dan penerangan), jumlah sekat, jarak antar orang (jarak antar meja) bertanggung jawab atas 24% varian keluar masuknya karyawan dan 30% varian kepuasan kerja.

Sebagai tanggapan terhadap sejumlah pengaruh, pola distribusi jam kerja dinegara ini telah berkembang secara berangsur menjadi suatu standar pengaturan yaitu delapan jam, lima hari seminggu. Organisasi yang harus bekerja lebih dari delapan jam berurutan sehari biasanya dua atau lebih giliran (shift) delapan jam. Namun akhir-akhir ini sejumlah variasi dari standar tersebut telah dibuat dan diterapkan.






DAFTAR PUSTAKA

DRS. Danuyasa A., Dipl. TEFL. Psikologi Industri atau Organisasi Modern: Edisi 2
CHAPANIS, A., and LINDENBAUM. L E. (1950). A reaction time study of four control-display linkages. Human Factors, 1;1-7
DVORAK, A. (1943). There is a better typewriter keybord. National BusinessEducation Quarterly, 11:58:66








Journal :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar