PSIKOLOGI
KEREKAYASAAN
MAKALAH
INI DI BUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS
PSIKOLOGI
INDUSTRI DAN ORGANISASI
DI SUSUN OLEH:
v SHERANISA MUSTIKA
v RIDWAN PANJI LAKSONO
JURUSAN
PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
MERCUBUANA
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah
SWT, yang telah memberikan izin dan kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul ’’ Psikologi
Kerekayasaan” tepat pada waktunya.
Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Psikologi
Industri dan Organisasi. Dan juga kami mengucapkan
terimakasih kepada:
1.
Ibu Laila selaku dosen pembimbing mata
kuliah Psikologi
Industri dan Organisasi dan telah banyak memberikan
bimbingan dan arahan kepada kami sehingga terwujudnya makalah ini.
2.
Semua pihak
yang tidak sempat kami sebutkan satu per satu yang turut membantu kelancaran
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, kami mengharapkan semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Jakarta, Maret 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar 2
Daftar
isi 3
I.
Pembahasan
1. System
mesin-operator 4
2. Rancangan
Kendali 5
3. Sampul
Ruang Kerja 6
4. Flexiplace:
Titik Puncak dalam
Sampul Ruang Kerja Perorangan 7
Sampul Ruang Kerja Perorangan 7
5. Robot:
Sistem Mesin-Operator jenis baru 8
6. Penutup
Mengenai Pendekatan Faktor Manusia
terhadap Rancangan Pekerjaan 8
terhadap Rancangan Pekerjaan 8
7. Perluasan
Pekerjaan 9
8. Penelitian
Perluasan Pekerjaan 10
9. Model
Karakteristik Pekerjaan 10
10.
Pendekatan Psikologis terhadap Rancangan
Pekerjaan 10
Pekerjaan 10
11.
Pendapat Penutup Mengenai Rancangan
Pekerjaan 11
12.
Kondisi Fisik 11
1) Suhu
di Tempat Kerja 13
2) Kebisingan
di Tempat Kerja 16
3) Arsitektur
dan Penampilan 16
4) Pembagian
Tempat Kerja 17
5) Pengaturan
Kantor 18
6) Warna
Dinding 18
7) Catatan
Penutup 22
Daftar
Pustaka 23
Psikologi
Rekayasa (engineering Psychology)
Para psikolog di bidang
psikologi rekayasa juga memberi pengertian terhadap factor manusia pada
rancangan tempat kerja, interaksi antara manusia dengan mesin, dan kelelahan
fisik, mental dan stress. Salah satu contoh adalah kegiatan-kegiatan dalam
bagian ini meliputi merancang cara yang optimal untuk menggambar sebuah peta,
merancang kursi agar sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan manusia serta
menemukan berbagai rencana kerja yang optimal, desain interior, arsitektur,
keindahan, dan kenyamanan tempat kerja.
Psikologi rekayasa
(engineering psychology) dikenal di Amerika, sementara di Eropa dikenal dengan
sebutan ergonomic yang mengantisipasi pada pemahaman terhadap kecakapan sumber
daya manusia dalam kaitannya dengan sistemmanusia dengan mesin, termasuk
rancangan peralatan kerja dan permesinan (mekanik) untuk meningkatkan
produktivitas dan keamanan para pegawai. Perangkat dan peralatan kerja,
mesin-mesin di rancang bagi pengoperasian karyawan secara efisien dan efektif.
Bagaimanapun juga manusia di batasi oleh bentuk-bentuk kekuatan, reaksi dan
waktu, koordinasi, kepekaan alat indra dalam menangkap suara, warna, kelembaban
udara yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Psikologi rekayasa mencoba
untuk memodifikasi lingkungan kerja yang menguntungkan untuk
keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat karyawan. Factor-faktor psikologi
rekayasa, time in motion study, dan ergonomic adalah nama-nama lain dari bidang
tersebut secara khusus.
1. System mesin-operator
Istilah system
mesin-operator berarti bahwa manusia dan mesin bekerja bersama untu
menyelesaikan satu pekerjaan. Meskipun mereka bekerja bersama, mereka
melaksanakan tugas yang berbeda. Seringkali manusia memegang kendali, dan mesin
melakukan “kerjanya”. Mesin jahit yang biasa adalah system seperti ini. System
mesin-operator yang lain memerlukan operator untuk memperhatikan berbagai macam
bentuk tampilan dan melakukan penyesuaian berdasarkan apa yang dilihatnya.
Contoh, mesin fotocopy mempunyai tampilan yang dapat dilihat yang menyatakan
kepada operator bilamana mulai memasukkan, bilamana kertas harus ditambahkan,
dan bilamana perawatan diperlukan. Tambahan lagi kualitas dari keluaran
memberikan informasi mengenai peyesuaian lainnya, seperti penempatan bahan yang
akan disalin dan perubahan yang bersifat kontras dari salinannya.
Sistem mesin-operator
dasar yang digambarkan Gambar 8-1 mempunyai padanannya dalam bebagai pekerjaan
industry. Karyawan mengoperasikan kendali dan membuat penyesuaian berdasarkan
informasi yang diberikan oleh berbagai tampilan atau keluaran mesin (atau
keduanya). Namun kedatangan jaman elektronika dan computer telah memberikan
kepada organisasi: mesin yang jauh lebih rumit. Pekerjaan yang dilakukan oleh
mesin-mesin yang modern tersebut terutama dalah pengorganisasian dan tampilan
informasi. Operator manusia menggunakan informasi ini untuk terus menerus
melakukan sejumlah keputusan yang merupakan bagian utama dari pekerjaan-nya.
Peralatan yang
digunakan oleh pengendali lalu lintas udara di suatu daerah. Tetapi
pengontrolan yang harus membuat keputusan mengenai pergerakan pesawat terbang
berdasarkan informasi tadi. Semakin rumitnya mesin-mesin modern menyebabkan
semakin besarnya tuntutan akan kemampuan persepsi dan kognitif dari operator
manusia. Tuntutan-tuntutan ini juga menambah tekanan bagi psikolog factor manusia
untuk membantu para perancang industry membuat mekanisme kendali dan tampilan
yang kompatibel dengan kemampuan manusia.
2. Rancangan Kendali
Kendali mesin adalah
alat yang digunakan untuk mengaktifkan dan mengoperasikan mesin. Anda dapat
menganggapnya sebagai penghubung antara manusia dan mesin dalam system
mesin-operator. Contoh-contoh yang banyak dikenal termasuk kunci, pedal,tombol,
switch dan lain sebagainya.
Banyak mesin seperti
mesin tik, mempunyai kendali yang sederhana. Lainnya, seperti pesawat terbang atau
mesin yang digunakan untuk merekam acara televisi, mempunyai banyak sekali
kendali. Dalam merancang kendali tersebut, banyak keputusan yang harus diambil
untuk menentukan rupa, bentuk dan letaknya relative terhadap kapasitas manusia,
tujuan dan kendali.
Perbandingan
lima kendali yang sederhana:
Komponen Kecepatan Akurasi Upaya yang diperlukan Kisaran Kerja
Putaran
Tangan
|
Buruk Baik Moderat Moderat
|
Knob (continuous)
Kecil
Besar
|
Buruk Baik Amat buruk Moderat
Amat buruk Moderat Buruk
Moderat
|
Knob (clock stops)
|
Baik Baik Amat buruk Amat buruk
|
Tombol tekan
|
Baik Amat buruk Amat buruk Amat buruk
|
Pedal
|
Baik
Buruk Baik Amat
buruk
|
Lima kendali yang
sederhana dan sering digunakan dibandingkan dengan empat kriteria operasi
manusiawi ada dalam table di atas. Kriteria tersebutadalah kecepatan kendali
yang dapat digunakan seorang operator untuk membuat penyesuaian yang
diperlukan, ketepatan kendali yang dapat digunakan operator , usaha fisik yang
diperlukan untuk menggunakan kendali dan range dari tanggapan yang dapat
diterima oleh kendali.
Jika anda mempelajari
tabel diatas anda akan melihat bahwa terdapat saling dukung antara kriteria
yang berlaku bagi kendali. Contoh, pedal yang memungkinkan kecepatan yang
tinggi, tetapi tidak tepat sekali, handwheel mempunyai karakteristik sebaliknya.
Jika sebuah mesin mempunyai beberapa kendali, keadaan menjadi semakin rumit.
Setiap kendali harus kompatibel dengan yang lain, dengan tujuannya sendiri dan
dengan kemampuan operator.
Cara yang paling cepat
dan efisien guna melaksanakan tugas tertentu. Usaha-usaha ini tidak selalu
dihargai oleh karyawan yang terlibat, karena dapat membawa peningkatan standar
produksi. Bila cara yang lebih efisien ditemukan, orang dapat melakukannya
lebih cepat sehingga menejemen dapat mengharapkan produksi yang lebih tinggi
dengan pembayaran yang sama.
Meskipun penelitian
secara ilmiah tentang metode kerja mempunyai pengaruh yang selalu tidak
dipandang positif, tetapi perlu diingat bahwa cara yang paling efisien
melakukan pekerjaan adalah juga cara kerja yang paling kurang melelahkan. Jika
sebuah organisasi dapat memperoleh manfaat dari metode kerja yang baru yang
memungkinkan produksi lebih besar, demikian juga dengan karyawannya. Promorsi
kerja yang efisien hanyalah salah satu tujuan dari mereka yang meneliti tentang
metode kerja, dan tidak dapat dipisahkan dari tujuan yang lain-mengurangi
kelelahan karyawan dan peningkatan keselamatan.
Mereka yang melakukan
metode kerja menggunakan berbagai macam ukuran untuk menolongnya menentukan
metode yang terbaik guna melaksanakan tugas tertentu. Diantaranya adalah jumlah
pemakaian energy, detak jantung dan jenis usaha otot yang terlibat. Terdapat
dua jenis usaha demikian. Satu adalah usaha dinamik, dimana secara bergantian
otot berkontraksi dan rileks. Yang lain yaitu usaha statik, dimana terdapat
keadaan otot yang berkontraksi agak lama.
Perbedaan psikologi
antara usaha dinamik static berarti bahwa tugas yang memerlukan usaha dinamik
mendekati keadaan alami, sedangkan tugas yang memerlukan usaha statik mengarah
kepemakaian energy yang lebih tinggi dan peningkatan laju detak jantung.
Hasilnya orang yang melakukan tugas ini memerlukan periode istirahat yang lebih
lama dan lebih sering. Mereka juga mungkin sekali mengalami penurunan keadaan
persendian, otot dan tendon.
Cara yang paling mudah
diikuti dalam metode kerja fase dari rancangan pekerjaan adalah kurangi jumlah
usaha statik yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas sebanyak mungkin. Meskipun usaha statik dalam banyak
pekerjaan dapat dikurangi atau di hilangkan, pekerjaan lain dengan usaha
seperti itu tidaklah mudah diubah . satu cara untuk mengimbangi akibat negative
dari tugas tersebut adalah memberikan periode istirahat yang lebih lama. Cara
yang lain adalah memberikan sejumlah tugas alternative yang tidak memerlukan
usaha ini dan membiarkannya berganti tugas.
3. Sampul Ruang Kerja
Dari sudut pandang
rancangan pekerjaan, bagian lingkungan kerja yang paling diminati adalah bagian yang digunakan oleh
seorang karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Ruang ini dinamakan sampul ruang
kerja untuk memberikan gambaran ruang yang fisiknya tiga dimensi yang
mengelilingi dan unik terhadap seorang karyawan. Sampul ruang kerja adalah
ruang yang diberikan kepada dan ditempati oleh seorang karyawan dalam pelaksanaan
tugas pekerjaannya yang utama.
Beberapa orang, seperti
misalnya para sales representative
yang bepergian, tidak mempunyai sampul ruang kerja. Lainnya seperti karyawan
pemeliharaan lantai bawah, sampul ruang kerjanya adalah kantor, pribadi atau
dipakai bersama atau ruang didaerah yang lebih besar. Diantara pertanyaan yang
harus dijawab dalam perancangan ruang ini untuk prestasi kerja yang efektif
adalah sebagai berikut:
Ø Berapa
tinggi permukaan kerja seharusnya?
Ø Jenis
kursi bagaimana paling baik bagi seseorang yang sebagian besar waktunya duduk?
Ø Dimana
seharusnya alat bantu dan pasokan yang digunakan secara teratur, tetapi tidak
terus-menerus disimpan?
Ø Dimana
seharusnya peragaan diletakkan relatif terkendali, jika peralatan demikian
digunakan?
Ø Seberapa
kecilnya sampel ruang kerja tanpa menyebabkan orang yang menempatinya merasa
dibatasi atau tertutup?
Anda dapat melihat
bahwa solusi yang optimum untuk rancangan sampul ruang kerja adalah
menyesuaikan setiap ruangan dengan orang yang menempatinya, tetapi tentu saja.
Hal ini jarang sekali praktis. Sebagai komprominya, dua prinsip berikut
merupakan pedoman umum:
1) Bila
mungkin, belilah elemen ruang kerja yang dapat diatur dan disesuaikan. Ini
termasuk kursi, meja gambar dan rak penyimpan.
2) Elemen
yang tidak dapat diatur seharusnya dirancang bagi orang yang paling mengalami
ketidaknyamanan dari beberapa alternative pengaturan . contoh, rak-rak yang
tetap seharusnya ditempatkan sedemikian rupa sehingga orang yang pendek mudah
mencapainya, sedang permukaan kerja yang tidak dapat diatur seharusnya pada
ketinggian yang nyaman bagi orang yang lebih tinggi. Membungkuk dalam waktu
yang cukup lama seringkali menyebabkan rasa sakit pada leher dan punggung;
karyawan yang lebih pendek dapat diberi landasan yang dapat ditinggikan untuk
berpijak selama bekerja dipermukaan yang demikian.
4. Flexiplace: Titik Puncak dalam
Sampul
Ruang Kerja Perorangan
Meskipun
kebanyakan organisasi tidak dapat melakukanpenyesuaian sampul ruang kerja
terhadap karyawan perorangan, computer dan kemajuankomunikasi elektronika memungkinkan
sedikit orang mempunyai kata akhir dalam rancangan perorangan rumahnya sendiri.
Perluasan dari tempat kerja yang dapat diterima ini dinamakan sebagai flexiplace.
Bekerja
dirumah bukanlah hal yang baru, tetapi melakukan tugas-tugas kantor dirumah
secara rutin memang hal yang baru. Sekarang ini memungkinkan bagi sekretaris
untuk membawa pekerjaan dikte, tugas pengetikan, dan pengiriman hasilnya
langsug kembali ke kantor tanpa perlu meninggalkan rumah. Namun “telecommuting
(pertukaran jarak jauh)” tidaklah hanya terbatas pada karyawan administratif.
Mereka yang dewasa ini menikmati manfaat pkerjaan teratur tanpa kerugian harus
pergi ke kantor setiap hari adalah pialang, wartawan, analis pasar dan
pemrogram computer.
Karyawan
yang bekerja dirumah mungkin mengalami tekanan rendah, karena ia dapat
menentukan sendiri kecepatan kerjanya, dan ia tidak perlu mengalami keharusan
pulang pergi kekantor. Karyawan yang cacat telah meningkatkan kesempatan
kerjanya, sebagaimana juga perorangan yang harus dirumah untuk merawat anak,
orang tua yang berumur, atau suami atau isteri yang sakit. Karyawan jarak jauh
juga mempunyai pilihan berganti perusahaan demikian saja dengan plugging in
(memasukkan)” ke system lain.
Meskipun
bertumbuh, flexiplace tidak menjadi subjek penelitian, dan sebagian besar
bukti-bukti yang kita miliki mengenai pengaruhnya bersal dari wawancara dengan
pesertanya. Seperti yang diperkirakan
ada yang senang bekerja dirumah, tetapi ada juga yang tidak. Pertambahan
yang tetap dalam penggunaan flexiplace berarti setiap masalah baru yang
berkaitan, seperti aturan ukuran kesehatan dan keamanan mungkin memerlukan
penyelesaian yang baru. Namun pengalaman di luar dengan sales representative
yang telah lama bekerja dengan versi flexiplacenya sendiri, telah menunjukkan
bahwa masalah tersebut bukanlah suatu hal yang tidak dapat diatasi.
5. Robot: Sistem Mesin-Operator Jenis
Baru
Kebanyakan
orang berpikir bahwa robot industry sebagai sesuatu yang modern, produk lain
dari abad ruang angkasa. Memang benar pengembangan dan penggunaan robot dalam
segala skala mempunyai sejarah kurang dari setengah abad. Robot Swiss adalah
salah satu hasil percobaa, banyak robot dewasa ini merupakan hasil produksi
masal, dan mereka digunakan oleh industry. Banyak beberapa robot yang
melaksanakan beberapa fungsi yang secara tradisionil dilakukan oleh sekertaris,
mesin penjawad telepon yang biasa. Dan ada model yang lebih baru, mesin yang
dapat berbicara. Bila diaktifkan mekanismenya, ia akan mengatakan berapa banyak
panggilan telepon yang telah diterima dan menanyakan apa yang hendak dilakukan.
Departemen
pemesanan katalog di Sears, Roebuck and Company menggunakan mesin untuk
menelepon pelanggan dan memberitahukan bahwa pesanannya sudah siap. Teknologi
ini telah memberikan perubahan yang besar sekali dalam rancangan pekerjaan
bagian penjual melalui katalog, namun tidak semuanya dihargai oleh karyawan.
Seseorang merasa kehilangan kesempatan berbicara dengan pelanggan secara
pribadi; ia merasa bahwa computer telah menghilangkan kemanusiaan dalam
kerjanya.
6. Penutup mengenai Pendekatan Faktor Manusia terhadap Rancangan Pekerjaan
Inti
dari pendekatan manusia terhadap rancangan pekerjaan adalah keharmonisan
diantara kemampuan fisik, kognitif, dan pandangan manusia, alat-alat bantu dan
mesin; dan lingkungan kerja. Tujuan mereka yang bekerja dibidang ini adalah
menolong orang melakukan pekerjaan dengan aman, efektif dan efisien dengan
meminimumkan ketegangan dan kelelahan kerja.
Pendekatan
psikologi terhadap rancangan pekerjaan mempunyai karakteristik yang menganggap
efektivitas dan efisiensi berkolerasi dengan kepuasan kerja yang sedang
dilaksanakan. Banyak psikolog yakin bahwa kepuasan ini adalah kunci yang
memungkinkan orang memenuhi kebutuhan akan aktualisasi diri sendiri (self actualization)
atau pemenuhan diri sendiri (self fulfillment), dan pemenuhan kebutuhan
tersebut sangat penting untuk motivasi kerja (salah satuhal yang menyebabkan
beberapa orang mengacu pada pendekatan
psikologi terhadap rancangan pekerjaan sebagai pendekatan dengan motivasi). Berbeda dengan pendekatan
factor manusia, yang menekankan lingkungan, pendekatan ini menekankan orangnya.
Tiga
dari teknik rancangan pekerjaan secara psikologi yang paling luas digunakan
akan dipelajari disini. Metode ini biasanya diterapkan bila timbul masalah
dalam organisasi yang menggunakan strategi rancangan pekerjaan yang
berorientasi efisien tradisionil. Para psikolog melihat sejumlah masalah kerja
yang mereka yakini dan menganjurkan pemeriksaan aspek rancangan pekerjaan secara
psikologi. Masalah yang terlihat antara lain pemborosan waktu, keterlambatan
kronis, pencurian oleh karyawan, kualitas kerja buruk, keluar masuknya
karyawan, bolos dan pemborosan material.
7. Perluasan pekerjaan
Keputusan
dasar dalam rancangan pekerjaan adalah berupa banyaknya tugas yang harus
dimasukkan dalam definisi sebuah pekerjaan. Pada ujung yang paling ekstrim dari
kemungkinan-kemungkinan terletak (a) pelaksanaan tugas berkali-kali dan (b)
pelaksanaan semua tugas yang membuat satu pekerjaan yang lengkap. Di beberapa
restoran misalnya tugas melayani pelanggan dibagi antara pelayan, pelayan
minuman anggur, pelayan yang mencatat pesanan, pelayan dapur yang mengantarkan
makanan ke meja dan seorang lain yang membersihkan. Di restoran lain, satu
orang melakukan semua fungsi tersebut.
Bukanlah
suatu hal yang mengejutkan bahwa pembatasan jumlah tugas pkerjaan yang harus
dilakukan satu orang berhasil dengan baik dan dipandang dari sudut efektivitas
dan efisiensi. Spesialisasi memungkinkan setiap karyawan berkonsentrasi
menghasilkan sesuatu yang sangat baik pada satu atau beberapa pekerjaan.
Kerugian-kerugian
lain dari pekerjaan spesialisasi di pandang dari orang yang melakukannya adalah
sebagai berikut:
n Orang
mempunyai sedikit kendali terhadap kecepatan kerja, hal ini dapat membuat
kelelahan dan frustasi
n Jarang
sekali terdapat kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, karena
kesempatan untuk mempelajari keahlian baru pada pekerjaan yang sangat terbatas
n Terdapat
sedikit sekali kesempatan untuk menunjukkan kreativitas atau inisiatif dalam
pekerjaan yang demikian
n Terdapat
sedikit sekali kepuasan yang dapat diperoleh dalam pekerjaan yang demikian
karena setiap karyawan hanya melaksanakan bagian yang kecil dari seluruh tugas.
Para psikolog
berhipotesa bahwa spesialisasi tugas membuat frustasi orang akan kebutuhan
variasi, tantangan dan perasaan memberikan kontribusi yang berarti terhadap
tujuan kelompok. Sejauh hal ini benar, maka perluasan pekerjaan seharusnya
menghilangkan permasalahan tersebut.
8. Penelitian Peluasan Pekerjaan
Hasil-hasil dari
penelitian awal terhadap pengaruh perluasan pekerjaan hampir selalu positif.
Cerita sukses yang klasik dilaporkan oleh Killbridge (1960). Dalam studi
tersebut perluasan pekerjaan dari perakitan pompa air dari satu tugas menjadi
merakit, memeriksa dan menguji keseluruhan pompa menghasilkan penghematan yang
cukup besar bagi perusahaan yang bersangkutan. Bila kepuasan pekerjaan, bukan
prestasi kerja adalah kriterianya, hasilnya lebih memuaskan lagi.
9. Model Karakteristik Pekerjaan
Literature tentang
perkayaan pekerjaan yang mula-mula, terdiri dari banyak cerita kesuksesan
(misalnya Ford, 1973; Paul, Robertson, & Herzberg, 1969), dan dengan cara
yang parallel masalah-masalah praktis mulai timbul. Namun tidak seperti
perluasan pekerjaan, perkayaan pekerjaan tetap menjadi bagian utama dalam I/O.
Sampai sejauh ini, hal itu mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa perluasan
adalah bagian dari perkayaan.
Meskipun sejumlah
psikolog I/O telah terlibat dalam pengembangan teori perkayaan pekerjaan yang
dilakukan oleh Hackman dan Oldham (1976) dan model karakteristik pekerjaan
mereka. Para peneliti tadi mengidentifikasi lima karakteristik pekerjaan yang
mempengaruhi sejauh mana orang melaporkan bahwa ia mengalami kepuasan kerja dan
motivasi kerja internal-pengalaman tersebut berpusat ke pendekatan psikologi.
Karakteristik tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1)
Variasi
Keahlian. Pekerjaan yang memerlukan berbagai macam keahlian
yang berbeda akan lebih berarti daripada yang hanya memerlukan satu atau
sedikit keahlian.
2)
Identitas
Tugas. Pekerjaan yang meliputi seluruh bagian dari kerja
lebih berarti daripada pekerjaan yang hanya merupakan sebagian dari pekerjaan
keseluruhan.
3)
Arti
Tugas. Pekerjaan yang mempunyai arti yang dapat
diidentifikasi lebih berarti daripada yang tidak.
4)
Umpan
Balik Pekerjaan. Pekerjaan yang didalamnya terdapat
kemungkinan umpan balik mengenai prestasi kerja karyawan lebih berarti daripada
yang tidak.
Lima karakteristik
pekerjaan tersebut (dinamakan dimensi pekerjaan inti) secara teoritis
diperkirakan akan mempengaruhi perilaku dan sikap karyawan dengan menciptakan
tiga keadaan psikologi kritis dalam pikiran pemegang.
10.
Pendekatan
Psikologis terhadap Rancangan Pekerjaan
Rancangan pekerjaan
menurut model karakteristik pekerjaan atau pendekatan sosio-teknis atau
pendekatan psikologik yang lain berdampak pada system organisasi (Oldham &
Hackman, 1980). Jika anda memberikan satu kelompok karyawan keahlian yang baru
dan lebih banyak tanggung jawab untuk mengambil keputusan, mendeteksi dan
mengoreksi kesalahan, maka anda mengubah bagaimana pekerjaan tersebut dilakukan
oleh pengawasnya. Pengubahan pekerjaan tersebut juga mempengaruhi aktivitas
menejernya, dan seterusnya. Meskipun rancangan pekerjaan secara psikologis
tidak sendiri dalam mempengaruhi system organisasi, isyu yang terlibat
cenderung lebih filosofis, politis dan emosional daripada isyu yang terkait
dalam pendekatan factor manusia terhadap rancangan pekerjaan. Kebanyakan orang
lebih mirip secara fisik daripada psikologis.
11.
Pendapat
Penutup Mengenai Rancangan Pekerjaan
Dua pandangan yang
sangat bebeda mengenai rancangan pekerjaan telah didiskusikan. Meskipun
seharusnya saling melengkapi satu terhadap yang lain dalam teori, tetapi jarang
sekali system-sistem itu dapat diterapkan dengan terpadu. Bila dipikirkan
perencanaan yang penuh kesadaran diberikan terhadap rancangan pekerjaan (perlu
diperhatikan bahwa tidak selalu demikian), maka seringkali diberikan kepada
aspek factor manusia.
12.
Kondisi
Fisik
Keinginan untuk
melakukan pekerjaan dengan baik dan memberikan sumbangan yang penting kepada
organisasinya, membawa banyak orang untuk mendorong dirinya sendiri melebihi
batas-batas kemampuan yang normal sampai akhirnya mencapai keadaan yang
dinamakan “keletihan kerja”. Para ahli psikolog dan yang lainnya yang menaruh
perhatian terhdap permasalahan tersebut telah melakukan penyelidikan terhadap
berbagai macam strategi untuk mengatasi keletihan kerja.
Para ahli psikologi
industry/organisasi telah meneliti lingkungan kerja fisik sejak awal dibidang
ini. Meskipun seringkali dilupakan, eksperimen Hawthorne yang terkenal itu asal
mulanya dirancang untuk menyelidiki pengaruh perubahan-perubahan yang dilakukan
pada berbagai aspek lingkungan terhadap prestasi kerja karyawan.
Manusia akan
mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik sehingga dicapai suatu hasil yang
optimal bila ditunjang oleh lingkungan fisik yang baik dimana harus meliputi
segala hal yang bersangkutan dengan kelima indera manusia, yaitu :
· Penglihatan
· Pendengaran
· Rasa panas/dingin
· Penciuman
· Keindahan
Unsur
Penglihatan
Untuk
mengerjakan suatu pekerjaan yang memerlukan ketelitian dibutuhkan system
pencahayaan yang baik. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kemampuan mata
manusia untuk dapat melihat obyek dengan jelas adalah besar kecilnya obyek,
derajat kontras obyek dengan sekelilingnya, luminesensi (brightness) dan
lamanya melihat. Aspek pencahayaan lain yang harus diperhatikan adalah letak
dari sumber cahaya. Penempatan sumber cahaya yang salah dapat mengakibatkan
mata menjadi silau, maka sebaiknya mata tidak langsung menerima cahaya langsung
dari sumbernya melainkan cahaya tersebut harus mengenai obyek yang akan dikerjakan
yang selanjutnya dipantulkan oleh obyek tersebut ke mata. Sudut penglihatan
horisontal, normal dan diagonal yang dilakukan selama bekerja sering
berpengaruh terhadap kesehatan mata dan syaraf penglihatan. Begitu pula dengan
perbedaan penglihatan pada warnawarna yang kontras akan menyebabkan mata
menjadi sakit. Rekomendasi untuk menjaga kesehatan mata bagi orang yang bekerja
di dalam ruang adalah sebagai
berikut :
1. Perbandingan
cahaya kontras pada bagian pusat dengan daerah sekeliling penglihatan adalah 1
: 3
2. Perbandingan
obyek penyinaran dengan bagian luar, maksimal 1 : 10
3. Di
tempat tempat kerja, permukaan terang diusahakan pada bagian tengah dan yang
lebih gelap pada bagian luar.
4.
Refleksi cahaya yang bisa ditolerir
adalah sebagai berikut :
a.
Langitlangit
: 80 – 90%
b. Permukaan
dinding
: 40 – 60%
c. Perabot
(meubel)
: 25 – 45%
d. Permukaan
lantai
:
20 – 40%
Unsur
Pendengaran
Selaput gendang
akan mengalami kerusakan akibat kebisingan suaradengan intensitas melebihi 85
dB. Efek lain yang dapat terjadi dari gangguan suara adalah naiknya tekanan
darah, percepatan detak jantung, pengerutan pembuluh darah kulit dan
bertambahnya ketegangan syaraf. Klasifikasi kebisingan yang bias ditolerir
adalah sebagai berikut(3) :
1. 30 – 40 dB :
sangat sunyi
2. 50 – 60 dB :
agak sepi / mulai bising
3. 60 – 70 dB :
bising
4. 70
dB : sangat bising
Dari penelitian
diketahui bahwa penggunaan musik yang dikaitkan dengan irama kerja mampu
meningkatkan produktivitas. Selain itu musik dianggap mampu menjembatani kerja
otak kiri dan kanan serta membangkitkan daya imajinasi dan emosional manusia.
Stress disebabkan karena organ otak sebelah kiri bekerja terlalu berat bila
dibanding dengan otak sebelah kanan. Akibatnya orang akan menjadi gelisah,
cemas, takut dan jantung berdetak keras. Ketidakseimbangan tersebut harus
dinormalkan kembali dan salah satu cara yang paling efektif adalah dengan
mempergunakan musik.
Unsur Rasa
Untuk
menyelenggarakan aktivitasnya agar terlaksana secara baik, manusia memerlukan
kondisi fisik tertentu di sekitarnya yang dianggap nyaman. Salah satu
persyaratan yang tidak kalah pentingnya adalah persyaratan akan kondisi udara
di dalam ruang dimana ia berada yang tidak mengganggu tubuhnya. Suhu ruang yang
terlalu rendah akan mengakibatkan efek dingin, dimana pekerja akan kedinginan
atau menggigil sehingga kemampuan kerjanya menurun. Sementara suhu ruang yang
tinggi akan mengakibatkan efek panas yang dapat mengakibatkan tubuh berkeringat
dan tentu mengganggu kemampuan bekerja. Produktivitas cenderung menurun atau
tidak maksimum pada kondisi udara yang tidak nyaman. Dari uraian tersebut jelas
bahwa di luar beberapa persyaratan lain yang diperlukan, persyaratan akan suhu
ruang yang nyaman sangat diperlukan bagi tubuh manusia dalam rangka
menyelenggarakan aktifitasnya agar berjalan dengan baik. Untuk mencapai
kenyamanan fisik maka keadaan udara direkomendasikan sebagai berikut:
berdasarkan suhu
kulit optimal sebesar
33,5 oC:
Suhu udara : 20
s.d. 23oC
Kelembaban udara
: 50 – 60%
Kecepatan angin
: 0,02 – 0,04 m/det
1.
Suhu
ditempat Kerja
Para ahli psikologi
yang meneliti pengaruh suhu terhadap perilaku kerja mencoba mendapatkan
batas-batas saat sebagian besar orang masih dapat melakukan pekerjaan dengan
nyaman dan efektif. Kelembaban, arus udara, dengan jumlah ukuran dan suhu dari
objek dan bahan yang ada ditempat kerja semuanya mempengaruhi reaksi orang
terhadap suhu udara. Pakaian dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan juga
mempengaruhi reaksi tersebut. Akhirnya perbedaan fisiologis masing-masing orang
dapat mempunyai pengaruh besar terhadap persepsi kenyamanan. Beberapa orang
tidak merasa dingin sampai suhu mencapai sekitar 40 derajat-50 derajat
Fahrenhait. Lainnya segera menggigil begitu suhu turun dibawah 65 derajat
Fahrenhait.
Para ahli riset yang
meneliti berbagai cara untuk mengukur suhu efektif melakukan penelitian dasar.
Dalam bidang ini kebanyakan ahli psikologi lebih tertarik pada riset terapan,
khusunya dalam hubungan antara suhu efektif dan unjuk kerja. Mereka menemukan
bahwa hawa yang sangat panas dan sangat dingin mengarah pada
perubahan-perubahan fisiologis yang dapat mempunyai pengaruh yang dramatic pada
unjuk kerja. Namun pengaruh sebenarnya sangat bervariasi.
Suhu udara
1. Temperatur dan kelembaban ruangan
Dalam
keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur yang
berbeda-beda. Adapun beberapa
temperatur disetiap anggota tubuh manusia dalam keadaan normal dalah sebagai
berikut :
¨ Mulut = 37
C
¨ Dada
(kulit) = 34.4 – 35
C
¨ Garis
pinggang (kulit) = 35 – 36
C
¨ Rectum
(rambut) = 37.5
C
¨ Betis
(kulit) = 36.5 – 38.3
C
¨ Kaki = 36.5 – 38.3
C
Tubuh
manusia akan selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal dengan suatu
sistem tubuh yang sangat sempurna sehingga dapat menyesuaikan temperatur tubuh
sesuai dengan perubahan-perubahan temperatur yang ada diluar tubuh. Akan tetapi
kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri ada batasnya.
Temperatur
dan kelembaban akan mempengaruhi sistem kerja yang ada, baik terhadap pekerja
itu sendiri dan juga terhadap peralatan atau mesin yang digunakan oleh pekerja
itu. Sehingga ukuran ideal untuk tiap sistem kerja akan berbeda-beda tergantung
pada manusia yang menjalaninya dan peralatan yang digunakan atau dioperasikan.
Misalnya saja temperatur dan kelembaban yang digunakan untuk laboratorium
Sistem Produksi dengan laboratorium Komputer akan berbeda karena sifat dari
peralatan yang berbeda pula.
Namun
secara umum menurut Tichaver tempertur yang akan berpengaruh terhadap kerja
menusia sehingga mampu bekerja secara optimal dan pada akhirnya menimbulkan
produktifitas yang tinggi adalah pada tingkat 24
C sampai 27
C. Sedangkan menurut DR. Suma’mur bahwa suhu nikmatkerja bagi
orang Indonesia berkisar antara 24
C sampai 26
C. Namun bukan berarti manusia tidak bisa bekerja sama sekali
pada suhu diluar itu, karena tubuh manusia dapat mempertahankan keadaan normal
terhadap perubahan yang terjadi diluar tubuh jika temperatur tersebut tidak
lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin. Produksi panas
dalam tubuh manusia tergantung pada kegiatan fisik tubuh, makanan, pengaruh
berbagai bahan kimia, dan gangguan pada sistem pengaturan panas tubuh. Tubuh
manusia dapat menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk melakukan proses
konveksi, radiasi, konduksi dan penguapan (evaporasi) jika terjadi kekurangan
atau kelebihan panas.
Selain
temperatur juga yang perlu diperhatikan adalah kelembaban, yaitu banyaknya
kadar air yang terkandungt dalam udara dan biasanya dinyatakan dalam
prosentase. Kelembaban ini sangat berhubungan dengan temperatur udara,
kecepatan gerak udara dan radiasi panas yang sama-sama mempengaruhi keadaan
tubuh manusia pada saat menerima atau melepas panas dari tubuhnya. Bilamana
temperatur udara sangat panas dan kelembaban udara sangat tinggi, hal ini akan
menyebabkan pengurangan panas dari tubuh kita secara besar-besaran karena
sistem evaporasi dan pengaruh lainnya adalah akan mempercepat denyut jantung
karena keperluan akan oksigen menjadi meningkat.
Oleh
karena itu disini para praktikan harus jeli melihat fungsi ruangan dan ketahanan
tubuh manusia terhadap tempertur dan kelembaban udara agar pekerja tidak perlu
bekerja keras melekukan penyesuaian terhadap lingkungan atau peralatan yang
digunakan.
Temperatur ruangan dan kelembaban dapat mempengaruhi
kenyamanan pekerja dalam menjalankan tugasnya. Suhu yang tinggi akan diiringi
oleh peningkatan kadar kelembaban sehingga pekerja cept merasa lelah.
Temperatur yang sesuai untuk pekerja adalah antara 20 - 25
C, sedangkan
kadar kelembaban yang memberikan kenyamanan bagi para pera pekerja adalah antara 45% -
75%.
Temperatur
dan Unjuk Kerja Tugas Kognitif
Suhu
di Tempat kerja
Sejumlah besar
penelitian yang dilakukan baik dilapangan maupun laboraturium menunjukkan bahwa
dua factor yang paling besar pengaruhnya terhadap pengaruh suhu ekstrim
ditempat kerja adalah sifat kerja yang dilakukan dan lamanya karyawan mengalami
suhu ekstrim tersebut. Kebanyakan penelitian tentang kerja mental atau kognitif
menunjukkan, bahwa subyek yang melaksanakan pekerjaan demikian dibawah pengaruh
suhu tinggi yang berkepanjangan membuat lebih banyak kesalahan daripada subyek
yang bekerja dibawah suhu yang lebih rendah (misalnya Fine & Korbick,
1978).
Pekerjaan manual yang
berat umumnya dilaksanakan lebih baik pada suhu udara yang sedikit lebih sejuk.
Rekomendasi spesifik untuk berbagai tugas kerja ditawarkan The American Society
of Heating, Refrigerating, and Air Conditioning Engieneers (ASHARE) dalam
bukunya funda mentals handbook (ASHARE, 1985). Rekomendasi ASHARE di dasarkan
pada pengandaian bahwa suhu tempat kerja dapat dikendalikan, tetapi tentu saja
hal ini tidak selalu demikian. Banyak orang yang bekerja di luar ruangan. Jika
terjadi suhu yang ekstrim, baik kesehatan maupun prestasi kerja karyawan dapat
mengalami gangguan yang hebat, kecuali pengaruh fisiologikal yang mungkin
terjadi dapat digantikan rotasi pekerjaan atau waktu istirahat.
2. Kebisingan Di
Tempat Kerja
Suara diciptakan oleh
getaran yang menyebabkan gelombang berjalan keluar dari sumber getaran. Para
ilmuan mengukur kelombang ini dalam ukuran frekwensi dan intensitas, yang
kemudian diartikan sebagai nada (pitch) dan kenyaringan (loudness) oleh
pendengarnya.
Kebisingan tempat
kerja, seperti yang di temukan dipabrik dan kantor, dating dari perkakas,
mesin-mesin, dan orang-orang yang melaksanakan kerjaan. Kebisingan yang
demikian sudah menjadi bagian dari kerja disebagian besar organisasi, dan
mengurangi kebisingan tersebut sudah lama menjadi prioritas para insiyur teknik
indrustri dan psikologi I/O yang berminat dalam bidang ini.
Selaput gendang
akan mengalami kerusakan akibat kebisingan suara dengan intensitas melebihi 85
dB. Efek lain yang dapat terjadi dari gangguan suara adalah naiknya tekanan
darah, percepatan detak jantung, pengerutan pembuluh darah kulit dan
bertambahnya ketegangan syaraf. Klasifikasi kebisingan yang bias ditolerir
adalah sebagai berikut(3) :
1. 30 – 40 dB :
sangat sunyi
2. 50 – 60 dB :
agak sepi / mulai bising
3. 60 – 70 dB :
bising
4. 70
dB : sangat bising
Dari penelitian
diketahui bahwa penggunaan musik yang dikaitkan dengan irama kerja mampu
meningkatkan produktivitas. Selain itu musik dianggap mampu menjembatani kerja
otak kiri dan kanan serta membangkitkan daya imajinasi dan emosional manusia.
Stress disebabkan karena organ otak sebelah kiri bekerja terlalu berat bila
dibanding dengan otak sebelah kanan. Akibatnya orang akan menjadi gelisah,
cemas, takut dan jantung berdetak keras. Ketidakseimbangan tersebut harus
dinormalkan kembali dan salah satu cara yang paling efektif adalah dengan
mempergunakan musik.
3.Arsitektur Dan
Penampilan
Rasa tertarik para
psikolog I/O terhadap hubungan antara perilaku karyawan dan sikapnya dengan
berbagai macam ciri dari tata letak dan penampilan fisik lingkungan kerja
adalah suatu hal yang relative baru. Meskipun penyelidikan demikian belum
membentuk bagian yang cukup besar dari literatur yang berkaitan, tetapi mereka
tampil dengan frekwensi yang besar. Beberapa penilaian yang di lakukan dalam
bidan ini di ringkaskan disini. Diskusi yang lebih rinci dapat ditemukan dalam
review oleh Davis (1984).
Pertanyaan
Penelitian : apa hubungan antara lamanya mengalami yang tinggi
dan kehilangan pendengaran?
Jenis
Penelitian : pengamatan lapangan
Subyek
: enam puluh tiga operator alat berat.
Variable
:
n Lamanya
mengalami kebisingan. Definisi operasi : Jumlah tahun dalam pekerjaan tersebut.
Intensitas kebisingan. Definisi operasi : tingkat frekwensi dari kebisingan peralatan.
n Kehilangan
pendengaran karyawan. Definisi operasi : harga rata-rata kehilangan pendengaran
dalam decibel diatas hilangnya pendengaran normal yang disebabkan usia.
Tata Cara Umum : kehilangan pendengaran rata-rata
dari karyawan diukur dan dianalisis dengan lamanya waktu dipekerjaan dan
tingkat kebisingan peralatan yang digunakan.
Hasil : hubungan antara tingkat kebisingan mesin dan
harga rata-rata kehilangan pendengaran rata-rata untuk tiga pekerja diperlihatkan
dalam gambar dibawah ini
4.Pembagian tempat kerja
Aspek kedua dari ciri arsitektur lingkungan kerja
yang telah di selidiki adalah cara bagaimana ruangan dibagi menjadi tempat
kerja. Salah satu pilihan dari kemungkinan-kemungkinan yang ada adalah tiap
karyawan satu tempat, pilihan lain adalah kantor yang terbuka. Dalam tiga
penelitian oleh Sundstrom, Burt dan Kamp (1980) ada kesimpulan bahwa semua
subyek penelitian tidak tergantung pada jenis pekerjaanya, menyukai kantor
tertutup yang tersendiri. Para penyelidik mendapatkan bahwa ruangan perorangan
yang secara fisik dan psikologis tersendiri.
Anda ingat bahwa kesimpulan berdasarkan analisi
korelasi harus dilakukan dengan hati-hati. Penemuan oleh Sundstrom dan
koleganya tidak berdiri sendiri. Penelitian terus menemukan hubungan yang
positive antara adanya sekat kantor dan rasa tersendiri (privasi) dan kepuasan
dengan keadaan kantor (misalnya Oldham, 1988) karyawan yang bekerja dalam
ruangan yang mempunyai sekat kemungkinan besar menggunakan masa istirahat (coffee
break) dikantor dan berinteraksi satu dengan yang lain.
5. Pengaturan Kantor
Cara bagaimana ruang pribadi diatur biasanya
diserahkan kepada orang yang akan menempatinya. Para ahli psikologi memiliki
banyak bukti bahwa keputusan mengenai hal ini memperlihatkan kepada orang lain
mengenai orang yang menempatinya. Dalam satu penelitian mengenai reaksi
mahasiswa terhadap kantor fakultas, misalnya kesan persahabatan ditemukan
berkaitan secara konsisten dengan pengaturan meja terbuka (yaitu tidak
ditempatkan berdempetan dengan dinding) (Morrow McElroy, 1981).
6. Warna dinding
Para psikolog telah lama memiliki minat mengenai
pengaruh warna terhadap perilaku manusia. Implikasi antar warna, perasaan dan
prilaku manusia banyak dipraktekkan dalam berbagai aplikasi. Tempat kerja yang
memiliki resiko tinggi mendapat warna cat kuning dan kafetaria di cat hijau.
Tempat kerja yang modern sebaliknya, menggunakan sedikit atau tanpa warna
didinding. Putih, putih pudar Tu kuning muda adalah warna yang biasa digunakan,
karena tidak mungkin mengganggu siapa saja dan mudah mengecat kembali atau
mengadakan sedikit perubahan. Terkecuali dari hal ini adalah penggunaan sandi
warna (colorur coding), yaitu penggunaan warna dinding untuk membedakan daerah
kerja fungsionil, departemen, atau pengelompokkan karyawan.
Sandi warna telah muncul untuk berbagai keadaan
tahun-tahun terakhir ini. Pengarang telah mencatat penggunaannya dalam kantor
kelompok dokter, perusahaan pelayanan kredit, beberapa pusat perawatan harian
satu perusahaan asuransi dan sejumlah gedung universitas. Dalam satu sekolah
bisnis misalnya merah, kuning, biru dan putih membedakan daerah gedung yang
digunakan oleh staff dan fakultas akutansi, ekonomi, keuangan dan menejemen.
Pokok pikiran penggunaan sandi warna untuk gedung
ada dua hal. Pertama mungkin membantu identifikasi kelompok di antara karyawan.
Kedua, mungkin memudahkan pelanggan, klien, karyawan,atau pengunjung yang
menemukan jalan dalam tempat kerja tersebut.
Selain bentuk, warna merupakan salah satu elemen penting
dalam desain. Sebab sadar atau tidak, setiap warna akan memberikan efek
tersendiri bagi suatu desain dan juga yang melihat. Setiap warna, bahkan hitam
putih sekali pun mengandung arti dan makna tersendiri yang dapat menyampaikan
suatu pesan tertentu. Oleh karena itu, pengetahuan akan psikologi warna akan
menjadi nilai plus bagi seorang desainer.
Makna-makna dibalik warna berikut ini, diringkas dari
creativebloq.com.
- Warna
Merah
Arti makna warna merah; mengimplikasikan passion, energi, bahaya, agresi, kehangatan dan panas. Penelitian menunjukkan bahwa warna merah bisa menstimulasi nafsu makan, karena itulah banyak restoran atau produk makanan yang menggunakan warna merah untuk logo mereka. Warna merah anak membuat logomu terlihat lebih dinamis.
- Warna
Oranye
Arti makna warna oranye; sering dianggap sebagai warna dari inovasi dan pemikiran modern. Warna ini juga mengandung arti muda, fun, serta keterjangkauan.
- Warna
Kuning
Arti makna warna kuning; merupakan warna yang cerah, hangat dan bersahabat. Selain merah, warna ini juga merupakan salah satu warna yang dapat menstimulasi nafsu makan. Tetapi, kamu harus berhati-hati dalam pemakaiannya karena warna ini juga mengandung konotasi negated seperti warna yang menandakan rasa pengecut dan juga digunakan dalam rambu-rambu peringatan.
- Warna
Hijau
Arti makna warna hijau; biasanya digunakan ketika ingin menonjolkan sifat natural dan beradab dari suatu perusahaan. Warna ini juga memiliki arti lain seperti pertumbuhan dan kesegaran, karenanya warna ini popular digunakan oleh produk-produk organik, makanan vegetarian dan produk finansial.
- Warna
Biru
Arti makna warna biru; adalah warna yang paling sering digunakan untuk logo perusahaan. Warna ini menyiratkan profesionalisme, pemikiran yang serius, integritas, ketulusan dan ketenangan. Biru juga diasosiasikan dengan otoritas dan kesuksesan. Karena itulah warna ini populer digunakan oleh institusi financial dan badan pemerintah.
- Warna
Ungu
Arti makna warna ungu; mengesankan kemewahan dan royalty. Warna ini sejak lama diasosiasikan dengan gereja, mengimplikasikan kebijaksanaan dan martabat. Sepanjang sejarah yang ada, warna ini telah menjadi warna dari harta dan kekayaan.
- Warna
Hitam
Arti makna warna hitam; memiliki makna ganda yang saling bertolak belakang. Di satu sisi, ia menyiratkan kekuatan dan kecanggihan, tapi disisi lain ia diasosiasikan dengan kejahatan dan kematian.
- Warna
Putih
Arti makna warna putih; secara general dihubungkan dengan kemurnian, kebersihan, kesederhanaan dan kenaifan. Pada prakteknya, logo berwarna putih akan selalu membutuhkan bidang berwarna agar terlihat pada background putih. Oleh karena itu, perusahaan biasanya akan membuat versi berwarna dari logo putih mereka agar dapat digunakan pada background berwarna putih.
- Warna
Coklat
Arti makna warna coklat; memiliki makna maskulin dan seringkali digunakan untuk produk-produk yang berhubungan dengan alam terbuka dan aktivitas outdoors.
·
Warna Merah Muda (Pink)
Arti makna warna merah muda (pink); dapat menjadi warna yang menyenangkan dan menggoda, akan tetapi kesan feminin dari warna ini membuatnya sering dihindari produk-produk yang tidak ditargetkan khusus untuk wanita.
Arti makna warna merah muda (pink); dapat menjadi warna yang menyenangkan dan menggoda, akan tetapi kesan feminin dari warna ini membuatnya sering dihindari produk-produk yang tidak ditargetkan khusus untuk wanita.
Penting bagi seorang desainer grafis untuk mengetahui
psikologi warna agar logo yang dihasilkan lebih efektif dari segi tampilan dan
efek yang ditimbulkan
Sumber
lain menyebutkan http://ardimalaysia.tripod.com/Warna.htm
Psikologi Warna
Ahli fisiologi dan psikologi menjelaskan ada empat warna primer : merah, hijau, kuning dan biru. Walaupun tidak
diketahui secara pasti mengapa orang-orang menyukai warna dan kombinasi warna
tertentu. Tetapi yang jelas, setiap warna mempunyai karektor atau sifat ayng
berbeza-beza. Bahkan sejak dahulu warna diketahui mempunyai pengaruh terhadap
manusia, namun baru belakangan ini penggunaannya telah dimanfaatkan
secara meluas dalam dunia otomotif, busana, permainan dan sebagainya.
MERAH
Merah:
Warna ini melambangkan keadaan psikologi yang mengurangkan tenaga, mendorong makin cepatnya denyut nadi, menaikkan tekanan darah dan mempercepat pernafasan. Warna ini mempunyai pengaruh produktiviti,perjuangan,persaingan,keberahian.
1.Merah Terang :
Warna ini melambangkan kekuatan kemahuan atau cita-cita. Sifatnya : Agresif, Aktif, Eksentrik. Pengaruhnya : Berkemahuan keras, penuh gairah, dominasi, jantan.
2.Merah Jambu :
Warna ini melambangkan romantisme, feminim. Warna ini mempunyai sifat menuntut dalam kepasrahan,menggemaskan,jenaka.
BIRU
Warna ini melambangkan ketenangan yang sempurna. Mempunyai kesan menenangkan pada tekanan darah, denyut nadi, dan tarikan nafas. Sementara semua menurun, mekanisme pertahanan tubuh membangun organisme.
1.Biru Tua :
Warna ini melambangkan perasaan yang mendalam. Sifatnya : Konsentrasi, kooperatif, cerdas, perasa, integratif. Pengaruhnya : Tenang, Bijaksana, Tidak Mudah Tersinggung, Ramai kawan.
2.Biru Muda :
Warna ini melambangkan keanjalan dari cita-cita. Sifatnya : Bertahan, Protektif, Tidak Berubah fikiran. Pengaruhnya : Keras Kepala, Teguh, Sering Bangga Diri, Berpendirian tetap.
KUNING
Warna ini melambangkan kegembiraan. Warna ini mempunyai sifat : Leluasa dan santai, senang menunda-nunda masalah. Berubah-ubah tapi penuh harapan, mempunyai cita-cita setinggi langit dan semangatnya juga tinggi.
1.Kuning Terang :
Warna ini melambangkan sifat spontan yang eksentrik. Sifatnya : Toleran, Investigatif, Menonjol. Pengaruhnya : Berubah-ubah sikap, berpengharapan, dermawan, tidak percaya.
HIIJAU
Warna ini melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan dan kekerasan hati. Mempunyai kepribadian yang keras dan berkuasa. Warna ini mempunyai sifat : meningkatkan rasa bangga, perasaan lebih superior dari yang lain. Orang yang menyukai warna ini umumnya senang dipuji, senang menasihati orang lain.
ABU-ABU & HITAM
1.ABU-ABU :
Warna ini tidak menunjukkan erti yang jelas. Tidak terang dan sama sekali bebas dari kecenderungan psikologi. Warna ini cenderung neutral.
2.HITAM :
Warna ini melambangkan kehidupan yang terhenti dan kerananya memberi kesan kehampaan, kematian, kegelapan, kebinasaan, kerosakkan dan kepunahan.
COKLAT & UNGU
1.COKLAT :
Warna ini seringkali menunjukan ciri-ciri : suka merebut, tidak suka memberi hati, kurang toleran, pesimis terhadap kesejahteraan dan kebahagian masa depan.
2.UNGU :
Warna ini adalah campuran warna merah dan biru yang melambangkan sifat Gempuran Keras yang dilambangkan oleh warna biru. Perpaduan antara keintiman dan erotis atau menjurus pengertian yang mendalam dan peka. Sifatnya sedikit kurang teliti tetapi selalu penuh harapan.
MERAH
Merah:
Warna ini melambangkan keadaan psikologi yang mengurangkan tenaga, mendorong makin cepatnya denyut nadi, menaikkan tekanan darah dan mempercepat pernafasan. Warna ini mempunyai pengaruh produktiviti,perjuangan,persaingan,keberahian.
1.Merah Terang :
Warna ini melambangkan kekuatan kemahuan atau cita-cita. Sifatnya : Agresif, Aktif, Eksentrik. Pengaruhnya : Berkemahuan keras, penuh gairah, dominasi, jantan.
2.Merah Jambu :
Warna ini melambangkan romantisme, feminim. Warna ini mempunyai sifat menuntut dalam kepasrahan,menggemaskan,jenaka.
BIRU
Warna ini melambangkan ketenangan yang sempurna. Mempunyai kesan menenangkan pada tekanan darah, denyut nadi, dan tarikan nafas. Sementara semua menurun, mekanisme pertahanan tubuh membangun organisme.
1.Biru Tua :
Warna ini melambangkan perasaan yang mendalam. Sifatnya : Konsentrasi, kooperatif, cerdas, perasa, integratif. Pengaruhnya : Tenang, Bijaksana, Tidak Mudah Tersinggung, Ramai kawan.
2.Biru Muda :
Warna ini melambangkan keanjalan dari cita-cita. Sifatnya : Bertahan, Protektif, Tidak Berubah fikiran. Pengaruhnya : Keras Kepala, Teguh, Sering Bangga Diri, Berpendirian tetap.
KUNING
Warna ini melambangkan kegembiraan. Warna ini mempunyai sifat : Leluasa dan santai, senang menunda-nunda masalah. Berubah-ubah tapi penuh harapan, mempunyai cita-cita setinggi langit dan semangatnya juga tinggi.
1.Kuning Terang :
Warna ini melambangkan sifat spontan yang eksentrik. Sifatnya : Toleran, Investigatif, Menonjol. Pengaruhnya : Berubah-ubah sikap, berpengharapan, dermawan, tidak percaya.
HIIJAU
Warna ini melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan dan kekerasan hati. Mempunyai kepribadian yang keras dan berkuasa. Warna ini mempunyai sifat : meningkatkan rasa bangga, perasaan lebih superior dari yang lain. Orang yang menyukai warna ini umumnya senang dipuji, senang menasihati orang lain.
ABU-ABU & HITAM
1.ABU-ABU :
Warna ini tidak menunjukkan erti yang jelas. Tidak terang dan sama sekali bebas dari kecenderungan psikologi. Warna ini cenderung neutral.
2.HITAM :
Warna ini melambangkan kehidupan yang terhenti dan kerananya memberi kesan kehampaan, kematian, kegelapan, kebinasaan, kerosakkan dan kepunahan.
COKLAT & UNGU
1.COKLAT :
Warna ini seringkali menunjukan ciri-ciri : suka merebut, tidak suka memberi hati, kurang toleran, pesimis terhadap kesejahteraan dan kebahagian masa depan.
2.UNGU :
Warna ini adalah campuran warna merah dan biru yang melambangkan sifat Gempuran Keras yang dilambangkan oleh warna biru. Perpaduan antara keintiman dan erotis atau menjurus pengertian yang mendalam dan peka. Sifatnya sedikit kurang teliti tetapi selalu penuh harapan.
7. Catatan Penutup
Review kita mengenai penelitian tentang hubungan
antara berbagai ciri arsitektur dari lingkungan kerja dan perilaku kerja agak
singkat, tetapi kami berharap dapat menarik perhatian anda. Ini merupakan
bidang penelitian yang relative baru, dan terus berkembang. Dalam salah satu
penelitian baru-baru ini mengenai variable-variabel ini, Oldham & Fried
(1987) menemukan bahwa kombinasi kepadatan sosial, gelapnya ruangan (fungsi
dari warna dinding dan penerangan), jumlah sekat, jarak antar orang (jarak
antar meja) bertanggung jawab atas 24% varian keluar masuknya karyawan dan 30%
varian kepuasan kerja.
Sebagai tanggapan terhadap sejumlah pengaruh, pola
distribusi jam kerja dinegara ini telah berkembang secara berangsur menjadi
suatu standar pengaturan yaitu delapan jam, lima hari seminggu. Organisasi yang
harus bekerja lebih dari delapan jam berurutan sehari biasanya dua atau lebih
giliran (shift) delapan jam. Namun akhir-akhir ini sejumlah variasi dari
standar tersebut telah dibuat dan diterapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
DRS. Danuyasa A., Dipl. TEFL. Psikologi Industri
atau Organisasi Modern: Edisi 2
CHAPANIS, A., and LINDENBAUM. L E. (1950). A reaction
time study of four control-display linkages. Human Factors, 1;1-7
DVORAK, A. (1943). There is a better typewriter
keybord. National BusinessEducation Quarterly, 11:58:66
http://www.depkes.go.id/downloads/Ergonomi.PDFhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=15&ved=0CIUBEBYwDg&url=http%3A%2F%2Fxa.yimg.com%2Fkq%2Fgroups%2F1051902%2F210393893%2Fname%2FErgonomi%2BComputer.pdf&ei=Iew0U4yQEYWyrAe42oGACA&usg=AFQjCNGjAKsAgNDaZD8XVmvEaw4L-cjbpQ&sig2=swI0nG_xu-05fKE6wDDZeQ
Journal :